Bisakah Presiden Suriah Bashar Al-Assad Pertahankan Kekuasaannya? Iran dan Rusia Mainkan Peran Kunci
Presiden Suriah disibukkan dengan serangan kelompok pemberontak yang mulai menguasai kota-kota. Akankah Bashar Al-Assad mampu mempertahankan kekuasan?
Penulis: Tiara Shelavie
Editor: Suci BangunDS
Para loyalis rezim Assad yang dipimpin oleh sekte Alawite Assad sendiri kemungkinan akan mundur ke benteng mereka di dalam dan di sekitar kota-kota pesisir Latakia dan Tartus, sehingga menciptakan kekosongan kepemimpinan.
Para pemberontak yang didukung oleh para pembelot dan oposisi politik di pengasingan dapat muncul dengan struktur kekuasaan alternatif untuk menyatukan negara yang dilanda perang itu.
Salah satu skenario pasca-Assad adalah dibentuknya dewan militer sementara yang mendukung badan pemerintahan sipil, yang keduanya dipimpin oleh tokoh-tokoh yang dapat diterima oleh para penentang maupun loyalis Assad.
Siapa Pemberontak yang Ingin Menguasai Suriah?
Serangan pemberontak di Suriah yang dikenal dengan nama Operasi Penangkal Agresi, dipimpin oleh Hayat Tahrir al-Sham (HTS).
HTS dulunya berafiliasi al-Qaeda yang ditetapkan sebagai organisasi teroris oleh AS dan negara-negara lain.
Kelompok ini diyakini memiliki 15.000 pejuang dan berpengalaman dalam pemerintahan lokal di wilayah barat laut Suriah yang berada di luar kendali Assad.
Ribuan pejuang dari kelompok pemberontak yang didukung dan didanai Turki yang dikenal sebagai Front Pembebasan Nasional, ikut bergabung dengan HTS.
Tentara Nasional Suriah, kelompok lain yang didukung oleh Turki, telah meluncurkan operasinya sendiri, terutama di wilayah utara melawan milisi Kurdi yang didukung AS.
Perkembangan yang paling mengkhawatirkan bagi Assad adalah ribuan mantan pemberontak yang telah mengungsi ke wilayah utara, kembali mengangkat senjata dan bergabung dalam serangan.
Pemberontak di wilayah selatan negara itu, terutama di dalam dan sekitar kota Daraa, juga mulai bergejolak.
Bagaimana dengan Rusia?
Jika Assad ingin tetap berkuasa, faktor terpenting adalah apa yang akan dilakukan Rusia selanjutnya.
Baca juga: Perjanjian Militer Iran, Rusia, Irak untuk Dukung Suriah, Siaga Kirim Pasukan jika Suriah Meminta
Rusia telah menjadi perantara kekuasaan utama Suriah di saat pengaruh AS dan sekutunya di negara itu berkurang.
Rusia bernegosiasi dengan Iran dan Turki untuk memungkinkan Assad merebut kembali Aleppo dan wilayah lain mulai tahun 2016.
Mengingat sumber daya Presiden Vladimir Putin yang lebih terbatas, ia sekarang dapat menekan Assad untuk membuat reformasi besar, atau mengancam akan meninggalkannya.