Pemakzulan Presiden Korsel, Murka Kawan Politik dan Musuh ke Yoon Suk Yeol, Korea Utara Untung
Para analis Korea Utara memprediksi bakal ada kegaduhan politik eksekutif dan legislatif
Penulis: Facundo Chrysnha Pradipha
Editor: Siti Nurjannah Wulandari
TRIBUNNEWS.COM - Geger Pemerintahan Korea Selatan hingga diumumkannya darurat militer beberapa jam lalu menjadi isu yang disorot dunia.
Termasuk oleh para analis Korea Utara yang bisa saja diuntungkan atas konflik internal negara tetangganya itu.
Tidak ada indikasi nyata adanya ancaman yang datang dari seberang perbatasan di Korea Utara dalam beberapa hari terakhir.
Mereka memprediksi, bakal terjadi kegaduhan politik dalam pemerintahan eksekutif dan legislatif negeri ginseng.
Negara-negara tetangga seperti China, Jepang, dan Taiwan di sebelah barat, timur, dan selatan, semuanya duduk menyaksikan kejadian-kejadian yang berlangsung semalam, yang tentu saja sama-sama tercengang. Di seberang Pasifik, di Washington DC, pemerintahan Biden yang akan lengser juga tidak menyadari hal itu.
Sementara di Seoul, Presiden Yoon Suk Yeol akan menghadapi kemarahan langsung dari teman-teman dan lawan politiknya dalam beberapa jam mendatang.
Disebutkan, sekitar 40 anggota parlemen diperkirakan akan memulai proses pemakzulan pada dini hari tanggal 4 Desember.
Jumlah ini diperkirakan akan meningkat seiring berjalannya hari.
Menurut sumber di Korea, ada juga seruan untuk pengunduran diri segera.
Darurat Militer Ditentang Parlemen
Yoon Suk Yeol mencabut deklarasi darurat militer yang diumumkan beberapa jam lalu pada Rabu (4/12/2024) WIB atau Selasa (3/12/2024) waktu setempat.
Baca juga: Presiden Korsel Yoon Suk Yeol Cabut Deklarasi Darurat Militer, Penyebabnya?
Hal ini dikarenakan anggota parlemen menolak langkah tersebut menyusul sumpah Yoon untuk melenyapkan pasukan "anti-negara" dalam tantangan serius terhadap Parlemen negara tersebut, yang ia tuduh bersimpati dengan Korea Utara.
Deklarasi Selasa malam itu ditentang secara vokal oleh juru bicara Parlemen dan bahkan pemimpin partai Yoon sendiri, Han Dong-hoon, yang telah berselisih dengan presiden mengenai penanganannya terhadap skandal baru-baru ini, Reuters melaporkan.
Tak lama setelah Yoon membuat pengumumannya, orang-orang mulai berkumpul di luar gedung Parlemen, beberapa dari mereka berteriak.
"Cabut darurat militer!"