Profil Yoon Suk Yeol, Presiden Korea Selatan yang Umumkan Darurat Militer, Mantan Jaksa Agung
Berikut ini profil Presiden Korea Selatan Yoon Suk Yeol yang membuat pengumuman darurat militer.
Penulis: Nuryanti
Editor: Garudea Prabawati
Yoon Suk Yeol terjun ke dunia politik dengan tujuan menjadikan Republik Korea sebagai negara yang menjunjung tinggi kebebasan dan kreativitas.
Didorong oleh aspirasi rakyat untuk pemulihan keadilan dan supremasi hukum, Yoon Suk Yeol terpilih sebagai Presiden pada Maret 2022.
Yoon Suk Yeol dilantik sebagai Presiden Korea Selatan ke-20 pada 10 Mei 2022.
Dikutip dari Britannica, Yoon memenangkan pemilihan presiden dengan margin tersempit dalam sejarah Korea Selatan, memperoleh 48,56 persen suara dan Lee 47,83 persen.
Sebagai presiden, kebijakan luar negeri Yoon didominasi oleh sikap garis keras terhadap Korea Utara.
Ia menghukum setiap ancaman dengan sanksi sambil memperkuat hubungan dengan Jepang dan Amerika Serikat.
Di dalam negeri, Yoon mengalami kesulitan untuk meloloskan undang-undang, karena Majelis Nasional muncul dari pemilihan 2022 dengan mayoritas DPK.
Selain itu, sejumlah usulan pemerintahannya terbukti sangat tidak populer sehingga ditinggalkan lebih awal, seperti reformasi sekolah yang akan menyekolahkan anak-anak di taman kanak-kanak pada usia lima tahun, bukan enam tahun, dan peningkatan jam kerja standar dari 52 menjadi 69 jam.
Baca juga: Situasi Darurat Militer Korea Selatan: Tank di Jalanan Seoul, Unjuk Rasa di Gedung Majelis Nasional
Tuduhan Penyalahgunaan Pengaruh
Sejak menjabat pada Mei 2022, Yoon Suk Yeol menghadapi tantangan yang semakin besar, termasuk menurunnya tingkat penerimaan dan kesulitan memajukan kebijakannya di parlemen yang didominasi oleh kekuatan oposisi.
Pihak oposisi juga menuduh pemerintahannya menekan penyelidikan independen terhadap skandal yang melibatkan istri dan pejabat seniornya.
Dilansir The Economic Times, Yoon Suk Yeol membantah tuduhan penyalahgunaan pengaruh yang melibatkan dirinya dan istrinya, Kim Keon Hee, yang semakin mengikis dukungannya.
Skandal tersebut berpusat pada klaim bahwa Yoon dan Kim secara tidak benar memengaruhi pemilihan kandidat Partai Kekuatan Rakyat untuk pemilihan sela parlemen tahun 2022, yang diduga atas perintah perantara pemilu Myung Tae-kyun.
Rekaman yang bocor menunjukkan bahwa Myung membanggakan pengaruhnya terhadap pasangan presiden dan anggota senior partai.
Namun, Yoon Suk Yeol menepis tuduhan tersebut, dengan menyatakan bahwa ia tidak pernah ikut campur dalam proses pencalonan.