Militan Suriah Melakukan Eksekusi Balas Dendam kepada 'Shabiha', Pentolan Pro-pemerintah Assad
Kelompok militan di seluruh Suriah melakukan eksekusi terhadap tentara dan warga Suriah di tengah kekacauan menyusul jatuhnya pemerintahan Assad
Editor: Muhammad Barir
Kelompok Militan Suriah Melakukan Eksekusi Balas Dendam kepada Orang-orang Pro-pemerintah Assad
TRIBUNNEWS.COM- Kelompok militan di seluruh Suriah melakukan eksekusi terhadap pentolan-pentolan baik dari tentara maupun warga Suriah yang pro pemerintah Bashar Assad setelah digulingkannya Bashar al-Assad.
Al Mayadeen melaporkan pada tanggal 10 Desember bahwa sebuah video yang beredar di media sosial menunjukkan militan bersenjata dari Hayat Tahrir al-Sham (HTS), cabang Al-Qaeda yang menguasai Damaskus pada hari Sabtu, melakukan eksekusi di lapangan terhadap orang-orang tak bersenjata di desa Al-Rabia di pedesaan Latakia.
Dulunya, Bashar Assad dilaporkan telah membentuk tim pembunuh yang isinya tokoh-tokoh yang dipersenjatai lengkap oleh Bashar assad untuk membunuh warga-warga Suriah.
Kini para pelaku pembunuhan itu, dibalas oleh militan Suriah.
Secara beramai-ramai, mereka mengarak dan menggantung pentolan-pentolan tentara pro pemerintah Bashar Assad tersebut.
Para militan menyebut orang-orang itu sebagai 'Shabiha', istilah menghina yang telah lama digunakan untuk menggambarkan tentara dan warga sipil Suriah yang pro-pemerintah.
Baca juga: 300 Serangan Israel Targetkan Suriah, Tank Zionis Menuju Pedesaan Damaskus
Administrasi operasi militer HTS melaporkan bentrokan yang sedang berlangsung di Al-Rabia, termasuk pengepungan sekelompok perwira di dalam pertanian berbenteng di desa tersebut, kata Al Mayadeen .
Observatorium Suriah untuk Hak Asasi Manusia (SOHR) melaporkan pada hari Selasa bahwa, menurut sumbernya, Tentara Nasional Suriah (SNA) yang didukung Turki melakukan eksekusi dan menyerang properti hampir 30.000 keluarga Kurdi di Kota Manbij.
Di lingkungan Nawaha dan Al-Asadiya, militan SNA membakar rumah warga sipil, mencuri properti mereka, dan mengeksekusi sedikitnya tiga orang, termasuk seorang wanita, SOHR menambahkan.