Israel Cari Musuh Baru, Kirim Pesan ke HTS Ogah Mundur dari Suriah: IDF Bangun 7 Titik Militer
tentara Israel mendirikan 7 titik militer permanen di sepanjang jalur penyangga (dengan Suriah) di pedesaan Damaskus, Daraa, dan Quneitra.
Penulis: Hasiolan Eko P Gultom
Sejak jatuhnya rezim Bashar al-Assad, Israel menduduki zona penyangga kedua negara, dengan dalih menetralisir ancaman.
Saluran Lebanon Al-Mayadeen melaporkan bahwa tentara Israel mendirikan 7 titik militer permanen di sepanjang jalur penyangga (dengan Suriah) di pedesaan Damaskus, Daraa, dan Quneitra.
Sumber yang sama juga melaporkan bahwa Titik 1 dan 2, yang terletak di wilayah Jabal al-Sheikh, “menghadap Damaskus dan pedesaan baratnya.”
Nilai HTS Serigala Berbulu Domba
Pejabat Israel, Sharren Haskel, menuduh pemimpin Hayat Tahrir al-Sham (HTS), Mohammed al-Julani, sebagai "serigala berbulu domba".
Dalam konferensi pers pada Selasa, 17 Desember 2024, Haskel mengingatkan publik untuk tidak tertipu oleh citra al-Julani dan HTS, yang dia sebut sebagai organisasi teroris yang berbahaya bagi Barat, sebagaimana dilaporkan Times of Israel.
Serangan Israel di Suriah
Di hari yang sama, Israel melancarkan serangan di Saida, Golan yang diduduki, serta desa Muqraz di perbatasan administratif antara Daraa dan Quneitra.
Dalam enam hari berturut-turut, Israel semakin maju ke wilayah Suriah, dan kini dilaporkan menguasai bagian Gunung Hermon.
Pasukan Pertahanan Israel (IDF) juga mengambil alih zona penyangga di Dataran Tinggi Golan dan merampas sumber daya air tawar utama di Cekungan Yarmouk, menunjukkan pergeseran strategis dalam kontrol infrastruktur penting.
HTS Meminta Israel Mundur
Sementara itu, Mohammed al-Julani, yang lebih suka dipanggil dengan nama lahirnya Ahmed al-Sharaa, menegaskan bahwa ia tidak akan membiarkan Suriah menjadi landasan perang terhadap Israel atau negara manapun.
Dalam wawancara eksklusif dengan The Times pada 16 Desember 2024, al-Julani meminta Israel untuk menghentikan serangan udara dan menarik diri dari wilayah Suriah yang diduduki.
"Kami tidak menginginkan konflik apapun, baik dengan Israel maupun pihak lain," tegasnya.
Tumbangnya Rezim al-Assad
Rezim Presiden Suriah Bashar al-Assad mengalami kehancuran setelah puluhan tahun berkuasa, dengan jatuhnya ibu kota Damaskus ke tangan oposisi pada 7 Desember 2024.
Kelompok oposisi bersenjata telah berjuang untuk menjatuhkan rezim al-Assad, dan setelah bentrokan meningkat pada 27 November 2024, rezim al-Assad kehilangan kendali atas banyak wilayah.
Dengan penyerahan Damaskus, rezim al-Assad yang telah berkuasa selama 61 tahun resmi berakhir, dan al-Assad bersama keluarganya diketahui melarikan diri dari Suriah.
(oln/khbrn/*)