Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Menlu Turki Bertemu Pemimpin HTS, Janji Beri Dukungan untuk Transisi Politik Suriah

Menteri luar negeri Turki, Hakan Fidan bertemu dengan pemimpin HTS, Abu Mohammed al-Jolani yang saat ini dikenal dengan Ahmed Al-Sharaa di Damaskus.

Penulis: Farrah Putri Affifah
Editor: Wahyu Gilang Putranto
zoom-in Menlu Turki Bertemu Pemimpin HTS, Janji Beri Dukungan untuk Transisi Politik Suriah
X/Twitter
Menteri luar negeri Turki, Hakan Fidan bertemu dengan pemimpin HTS, Abu Mohammed al-Jolani yang saat ini dikenal dengan Ahmed Al-Sharaa di Damaskus. 

TRIBUNNEWS.COM - Menteri luar negeri Turki, Hakan Fidan telah bertemu dengan kepala pemerintahan baru Suriah yang juga merupakan pemimpin Hayat Tahrir al-Sham (HTS), Abu Mohammed al-Jolani yang saat ini dikenal dengan Ahmed Al-Sharaa di Damaskus pada Minggu (22/12/2024).

Dalam foto yang dibagikan oleh kementerian menunjukkan Fidan dan Sharaa saling berpelukan dan berjabat tangan.

Dalam pertemuan tersebut, Fidan dan Sharaa membahas tentang perlunya persatuan dan stabilitas Suriah.

Tidak hanya itu, keduanya juga menyerukan pencabutan semua sanksi Internasional terhadap Suriah.

Pertemuan ini tepat terjadi 2 hari setelah presiden Turki, Recep Tayyip Erdogan mengatakan keberangkatan Fidan ke Damaskus untuk membahas pemerintahan baru Suriah.

Fidan mengatakan bahwa pihaknya berjanji akan terus mendukung masa transisi Suriah setelah rezim Assad runtuh.

"Turki akan terus berdiri di sisi Anda. Semoga hari-hari tergelap di Suriah telah berlalu dan hari-hari yang lebih baik menanti kita," kata Fidan, dikutip dari Al Jazeera.

Berita Rekomendasi

Fidan juga menekankan bahwa sanksi Internasional terhadap Suriah harus segera dicabut.

Apabila sanksi telah dicabut, maka akan membuat pemerintahan transisi berjalan lebih lancar.

"Sanksi terhadap Damaskus harus dicabut secepat mungkin dan masyarakat internasional perlu bergerak untuk membantu Suriah bangkit kembali dan agar para pengungsi dapat kembali," tegasnya.

Pernyataan ini sebelumnya juga telah diungkapkan oleh Al-Sharaa saat mengadakan konferensi pers pertamanya setelah Assad digulingkan.

Ia juga meminta sanksi Internasional untuk suriah segera dicabut.

Baca juga: Bukan HTS, Israel dan Turki Disebut Jadi Pemenang Utama dalam Perang Saudara Suriah

“Semua sanksi ekonomi harus dicabut, sekarang predator sudah pergi dan hanya korban yang tersisa. Faktor ketidakadilan dan penindasan sudah hilang. Sekarang saatnya sanksi-sanksi ini dicabut,” kata Sharaa.

Menurutnya, sanksi yang dijatuhkan ini telah cukup lama dan saat ini waktu yang tepat untuk dicabut, mengingat rezim Assad telah runtuh.

“Rezim ini telah berkuasa selama lebih dari 50 tahun, dan beberapa sanksi ini dijatuhkan pada tahun 1970-an. Itulah sebabnya tindakan harus cepat, sanksi ini harus segera dicabut agar kita dapat memajukan negara kita," jelasnya.

Sebagai informasi, Turki selama bertahun-tahun mendukung pejuang oposisi yang ingin menggulingkan Assad.

Atas runtuhnya rezim Assad membuat Turki sangat senang dan sangat menyambut baik keputusan ini, dikutip dari Ahsarq Al-Aawsat.

Turki juga menampung jutaan migran Suriah yang diharapkan akan mulai kembali ke rumah setelah Assad jatuh, dan telah berjanji untuk membantu membangun kembali Suriah.

Jatuhnya Assad 

Sebagai informasi, pasukan rezim Assad dan kelompok antirezim kembali bentrok pada 27 November 2024.

Bentrokan antara 2 kelompok ini terjadi di daerah pedesaan sebelah barat Aleppo, kota besar di Suriah utara.

Bentrokan ini terjadi selama 10 hari.

Kelompok pemberontak melancarkan berbagai serangan hingga merebut kota-kota penting di Suriah.

Puncaknya terjadi pada Minggu (8/12/2024) ketika oposisi yang didukung oleh unit-unit militer yang membelot menyebabkan rezim Assad runtuh setelah perang saudara selama 14 tahun.

Setelah digulingkan, Assad dilaporkan kabur dari Suriah dan berada di Moskow setelah mendapat tawaran suaka dari Rusia.

Hal tersebut dilaporkan oleh kantor berita Rusia, Interfax pada Minggu (8/12/2024).

Tak sendiri, Assad dikabarkan kabur dari Suriah bersama keluarganya.

Kabar tersebut dikonfirmasi oleh Peskov.

Peskov mengatakan Assad telah diberi suaka di Rusia, dan mengatakan keputusan itu dibuat oleh Presiden Vladimir Putin. 

(Tribunnews.com/Farrah)

Artikel Lain Terkait Konflik Suriah

Sumber: TribunSolo.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2025 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas