Pilot Sempat Bilang Mayday, Hal yang Diketahui Sejauh Ini dari Kecelakaan Pesawat Jeju Air di Korsel
Lebih dari 170 orang tewas setelah pesawat Jeju Air jatuh di bandara Muan, Korea Selatan. Pilot bilang Mayday, pesawat mendarat tanpa roda .
Penulis: Hasiolan Eko P Gultom
"Kami akan memusatkan semua sumber daya untuk pemulihan dan dukungan bagi para korban. Semua sumber daya yang diperlukan sedang dimobilisasi, dan zona bencana khusus telah ditetapkan," kata Choi Sang-mok dalam sebuah pernyataan.
Choi, yang datang ke lokasi kecelakaan pada hari Minggu, menyampaikan "belasungkawa yang sedalam-dalamnya kepada keluarga yang ditinggalkan" dan berjanji akan melakukan segala upaya untuk menangani dampak dari insiden tersebut dan mencegah kecelakaan serupa terjadi di masa mendatang.
Tragedi ini terjadi hanya dua hari setelah Choi menjabat sebagai pejabat presiden, babak terakhir dalam masa kekacauan politik di Korea Selatan.
Presiden negara saat ini, Yoon Suk Yeol, dicabut kekuasaannya oleh parlemen dua minggu lalu menyusul perintah darurat militer yang menjerumuskan negara itu ke dalam kekacauan politik . Saat ini ia diskors sementara pengadilan tinggi memutuskan nasibnya.
Han Duck-soo, orang yang menggantikan Yoon sebagai penjabat presiden, dimakzulkan oleh parlemen pada hari Jumat , yang berarti Choi – menteri keuangan dan wakil perdana menteri – menggantikannya.
Petugas penyelamat mengambil bagian dalam operasi penyelamatan di lokasi jatuhnya pesawat setelah keluar landasan pacu di Bandara Internasional Muan, di Muan, Korea Selatan, pada 29 Desember 2024.
Foto: Kim Hong-Ji/Reuters
Apa yang dikatakan pembuat pesawat itu?
Boeing menyampaikan belasungkawa kepada mereka yang kehilangan orang terkasih dalam kecelakaan itu.
"Kami sedang menghubungi Jeju Air terkait Penerbangan 2216 dan siap membantu mereka," kata Boeing dalam pernyataan singkat yang diunggah di akun X-nya.
"Kami menyampaikan belasungkawa sedalam-dalamnya kepada keluarga yang kehilangan orang yang dicintai dan pikiran kami tertuju kepada para penumpang dan awak pesawat," tambah perusahaan itu.
Raksasa penerbangan AS ini mengalami masa sulit dalam beberapa tahun terakhir, termasuk dua kecelakaan 737 Max, sebuah tragedi yang membuat perusahaan setuju untuk mengaku bersalah karena menipu Administrasi Penerbangan Federal selama proses sertifikasi pesawat tersebut.
Namun, para analis menggambarkan Boeing 737-800 sebagai pekerja keras yang andal di angkasa dengan catatan keselamatan yang sangat kuat .
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.