Taktik Gerilya Hamas Ala Hizbullah Tahun 2000 Versus Teknologi AI Militer Puluhan Tahun Israel
Al Qassam, sayap militer Hamas, mengadopsi taktik gerilya yang disempurnakan dari Hizbullah, sementara tentara Israel mengandalkan teknologi AI Milite
Penulis: Hasiolan Eko P Gultom
Sumber yang akrab dengan program ini mengatakan temuan perlu diverifikasi oleh dua sumber independen dan diperbarui terus-menerus.
Unit intelijen Israel melatih AI untuk membuat basis data target baru. Miliaran sinyal dikumpulkan dari drone, jet tempur, dan sensor seismik, yang kemudian direferensikan silang dengan nomor telepon, profil media sosial, dan data lainnya.
Dalam sebuah wawancara dengan +972 dan Local Call, petugas intelijen di Tel Aviv mengungkapkan bahwa Israel mengembangkan beberapa alat AI, termasuk “Lavender,” “Gospel,” dan “Alchemist,” untuk identifikasi target.
Seorang mantan pejabat militer Israel menggambarkan perubahan itu, dengan mengatakan: "Pria itu digantikan oleh mesin."
Sistem AI ini telah digunakan dalam serangan Israel di Gaza, yang telah menyebabkan lebih dari 45.000 kematian, kebanyakan dari mereka adalah perempuan dan anak-anak.
Tel Aviv telah memberlakukan blokade yang menyesakkan di Gaza, meninggalkan seluruh penduduk wilayah itu di ambang kelaparan.
Pada bulan November, Pengadilan Kriminal Internasional mengeluarkan surat perintah penangkapan untuk Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu dan mantan Menteri Pertahanannya Yoav Gallant atas kejahatan perang dan kejahatan terhadap kemanusiaan di Gaza.
Israel juga menghadapi kasus genosida di Mahkamah Internasional karena perangnya di daerah kantong Palestina yang terkepung tersebut.
(oln/khbrn/Anews/*)
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.