Netanyahu Bakal Terus Gempur Gaza, Harapan Gencatan Senjata Makin Jauh
Netanyahu, menegaskan bahwa pertempuran di Gaza akan terus berlanjut meskipun ada kemungkinan tercapainya kesepakatan gencatan senjata.
Penulis: Andari Wulan Nugrahani
Editor: Sri Juliati
Para mediator yang terlibat dalam negosiasi pembebasan sandera berusaha mencapai kesepakatan sebelum Presiden terpilih AS, Donald Trump, dilantik dalam waktu sekitar 18 hari lagi.
Namun, komentar Netanyahu membuat tim negosiasi merasa bahwa pencapaian kesepakatan semakin sulit.
Kondisi sebelum 7 Oktober akan terulang
Selain itu, para pejabat keamanan Israel menegaskan bahwa jika Hamas kembali berkuasa setelah perang berakhir, kondisi yang ada sebelum serangan 7 Oktober akan kembali terulang.
Para pemimpin militer dan dinas keamanan Israel menentang gagasan pemerintahan militer di Gaza dan menuntut penggantian Hamas segera.
Kekhawatiran ini semakin kuat di kalangan tentara Israel dan Shin Bet, yang mengingatkan bahwa meskipun kemampuan militer Hamas telah hancur, infrastruktur politik mereka tetap utuh.
Seorang pejabat senior Israel menambahkan bahwa Netanyahu bahkan berencana untuk melanjutkan pertempuran meskipun ada kesepakatan, hingga tujuan perang tercapai.
"Perdana Menteri berpendapat bahwa tidak akan ada rencana untuk hari setelah perang sampai semua kemampuan Hamas dihancurkan," kata pejabat tersebut.
Yoav Gallant Mundur dari Knesset
Mantan Menteri Pertahanan Israel, Yoav Gallant, mengumumkan pengunduran dirinya dari Knesset setelah 45 tahun mengabdi.
"Saya akan mengakhiri jabatan saya di Knesset ke-25 setelah 35 tahun di tentara dan satu dekade sebagai anggota Knesset dan menteri," kata Gallant pada Rabu (1/1/2025), dikutip dari Euronews.
Gallant menyatakan ini adalah waktunya untuk berhenti dari pelayanan publik, meskipun tetap berkomitmen pada prinsip-prinsip Likud.
Ia juga mengkritik Netanyahu, menyebut dirinya dicopot karena mendukung kebijakan wajib militer bagi Haredim, yang ditentang Netanyahu.
Gallant menegaskan bahwa undang-undang yang dikejar Netanyahu yang memberikan pengecualian dari wajib militer tidak dapat diterimanya.
Menurut Gallant, orang-orang Israel, termasuk Haredim, harus ikut bertanggung jawab atas keamanan negara dengan wajib militer.
(Tribunnews.com, Andari Wulan Nugrahani)
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.