Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

AS Alokasikan Bantuan Militer ke Lebanon Rp1,5 T demi Lemahkan Hizbullah

Amerika Serikat (AS) mengalihkan bantuan militer sebesar Rp1,5 triliun untuk Mesir ke Lebanon demi melemahkan Hizbullah.

Penulis: Whiesa Daniswara
Editor: Pravitri Retno W
zoom-in AS Alokasikan Bantuan Militer ke Lebanon Rp1,5 T demi Lemahkan Hizbullah
tangkap layar/kredit foto: AP/Hussein Malla
Tentara Lebanon berkendara dalam konvoi di Mansouri, saat mereka menuju Lebanon selatan, menyusul gencatan senjata antara Israel dan Hizbullah yang mulai berlaku pada Rabu, 27 November 2024. 

Pemberitahuan itu tidak menjelaskan secara rinci bahwa $95 juta itu adalah dana tersebut secara khusus, tetapi seorang ajudan kongres mengatakan dia tidak percaya jumlah itu suatu kebetulan.

Mesir telah menjadi mitra penting dalam upaya pemerintahan Biden untuk mendapatkan lebih banyak bantuan ke Gaza dan telah membantu menengahi upaya yang sejauh ini tidak berhasil untuk mengamankan gencatan senjata antara Israel dan Hamas.

Menurut dokumen Departemen Luar Negeri AS, dana tersebut akan disediakan untuk memprofesionalkan LAF, memperkuat keamanan perbatasan, memerangi terorisme, dan menangani kebutuhan keamanan yang terpengaruh oleh peralihan kekuasaan di Suriah.

"Amerika Serikat tetap menjadi mitra keamanan pilihan Lebanon, dan dukungan AS kepada LAF secara langsung membantu mengamankan Lebanon dan wilayah Levant yang lebih luas," kata pemberitahuan itu.

Baca juga: Rincian Baru tentang Kematian Hassan Nasrallah, Israel Buru Pemimpin Hizbullah Itu sejak Tahun 2006

Israel-Hizbullah Kembali Panas

Tentara Israel (IDF) dalam agresi militer mereka ke Lebanon Selatan untuk memukul mundur pasukan Hizbullah.
Tentara Israel (IDF) dalam agresi militer mereka ke Lebanon Selatan untuk memukul mundur pasukan Hizbullah. (khaberni/tangkap layar)

Dalam sebuah laporan menyebutkan, perjanjian gencatan senjata antara Israel dengan Hizbullah terancam hancur.

Salah satu surat kabar berbahasa Ibrani Israel, Hayom mengatakan Perdana Menteri Benjamin Netanyahu akan bertemu dengan Menteri Pertahanan Israel Katz, kepala pemerintahan koalisi, dan anggota senior lembaga keamanan untuk membahas situasi di Lebanon.

Surat kabar itu mengutip pernyataan pejabat keamanan yang mengatakan bahwa penarikan pasukan pendudukan Israel dari Lebanon berlangsung dengan kecepatan terukur, sambil mempertahankan zona penyangga keamanan di Lebanon selatan.

Baca juga: Pejabat Hizbullah Ungkap Fakta Baru Kematian Nasrallah: Dibunuh Israel di Ruang Diskusi Perang

Berita Rekomendasi

Dikutip dari Middle East Monitor, Katz sebelumnya mengancam akan mengakhiri perjanjian gencatan senjata jika Hizbullah tidak menerapkan dua syarat dasar yang menjamin keamanan Israel.

Ia mengklaim "Israel tertarik untuk melaksanakan perjanjian di Lebanon dan akan terus melaksanakannya sepenuhnya tanpa konsesi untuk memastikan kembalinya para pemukim ke wilayah utara dengan aman."

Perjanjian gencatan senjata antara Hizbullah dan Israel mulai berlaku pada tanggal 27 November.

Berdasarkan ketentuan perjanjian tersebut, tentara pendudukan Israel harus mundur dari Lebanon selatan dalam waktu 60 hari, sebagai imbalan atas penarikan penuh Hizbullah ke wilayah utara Sungai Litani.

(Tribunnews.com/Whiesa)

Sumber: TribunSolo.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2025 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas