Bantuan Militer Ukraina Dikorupsi Selama Perang, Zelensky Tuding Perusahaan Jadi Dalangnya
Ukraina menuding perusahan AS melakukan praktik korupsi dan lobi sehingga Ukraina tidak menerima bantuan militer yang dijanjikan Washington
Penulis: Namira Yunia Lestanti
Editor: Wahyu Gilang Putranto
Stratcom Centre, badan di bawah Kementerian Kebudayaan dan Kebijakan Informasi Ukraina, menyatakan bahwa Ukraina saat ini tak punya senjata yang bisa melawan rudal hipersonik Kinzhal milik Rusia.
Itulah mengapa sangat penting bahwa AS harus mengirimkan sistem pertahanan udara Patriot untuk Ukraina sesegera mungkin.
Sementara itu untuk mendukung kemenangan Ukraina dalam invasi melawan Rusia, AS mengizinkan Ukraina menggunakan rudal jarak jauh yang dipasok Washington.
Lampu hijau itu diberikan usai Rusia menembakkan ratusan rudal dan pesawat nirawak yang menyasar infrastruktur listrik Ukraina.
Menurut sejumlah pejabat AS, izin itu diberikan untuk membantu Ukraina melawan pasukan Rusia yang kini telah didukung oleh pasukan Korea Utara.
Sejak perang pecah AS menempati posisi tertinggi negara yang mengirim bantuan militer terbanyak ke Ukraina sejak awal invasi Rusia tahun 2022. Bahkan jumlah bantuan AS mengalahkan Uni Eropa.
Menurut data Kiel Institute for the World Economy yang berbasis di Jerman, total bantuan AS kepada Ukraina selama beberapa tahun terakhir mencapai 75 miliar dolar.
Bantuan paling banyak dikirim ke sektor militer, yaitu 46,3 miliar dolar atau sebesar 62 persen dari total keseluruhan dana bantuan.
Meski dana yang dihabiskan untuk Ukraina terbilang besar, AS dilaporkan juga mendapatkan untung dari pemberian dana bantuan tersebut.
Ini karena AS saat ini hanya mengeluarkan lima persen dari dana pertahanannya dan kurang dari 1 persen total pengeluaran pemerintah.
(Tribunnews.com / Namira Yunia)
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.