Hamas Bantah Tuduhan Netanyahu yang Sebut Kelompoknya Tarik Rincian Kesepakatan Gencatan Senjata
PM Israel Benjamin Netanyahu menuduh Hamas menarik kembali beberapa rincian kesepakatan, sehingga menunda persetujuan pemerintah Israel.
Penulis: Andari Wulan Nugrahani
Editor: Tiara Shelavie

Mantan tawanan dan keluarga dari mereka yang masih ditahan di Gaza meminta pemerintah mereka untuk menandatangani kesepakatan tersebut.
Aksi protes itu dimaksudkan untuk menentang kesepakatan gencatan senjata.
Ratusan orang lainnya berbaris di Yerusalem untuk menentang rancangan perjanjian yang saat ini sedang dibahas.
Di Yerusalem, kelompok garis keras Israel mendesak Netanyahu untuk menarik diri dari kesepakatan dan melanjutkan perang di Gaza, menurut The Times of Israel.
"Kami menyerukan kepada Perdana Menteri untuk tidak menyerah pada kesepakatan ini," kata pengunjuk rasa melalui pengeras suara, menurut Times of India.
"Anda tidak memiliki mandat untuk menyerah kepada Hamas," serunya.
Jumlah Korban Perang Israel-Hamas
Jumlah kematian warga Palestina meningkat menjadi lebih dari 46.707 jiwa dan 110.265 lainnya terluka sejak Sabtu (7/10/2023) hingga Rabu (15/1/2025), menurut Kementerian Kesehatan Gaza.
Selain itu, tercatat 1.147 kematian di wilayah Israel, sebagaimana dilaporkan oleh Anadolu Agency.
Israel mulai menyerang Jalur Gaza setelah gerakan perlawanan Palestina, Hamas, meluncurkan Operasi Banjir Al-Aqsa pada Sabtu (7/10/2023).
Operasi ini dilakukan untuk melawan pendudukan Israel dan kekerasan yang terjadi di Al-Aqsa sejak pendirian Israel di Palestina pada 1948.
Israel mengklaim ada 101 sandera yang hidup atau tewas yang masih ditahan Hamas di Jalur Gaza.
Hal ini terjadi setelah pertukaran 105 sandera dengan 240 sandera Palestina pada akhir November 2023.
Biden atau Trump yang Dipuji?
Presiden AS Joe Biden merespons pertanyaan wartawan tentang apakah Presiden terpilih Donald Trump layak dipuji atas kesepakatan gencatan senjata Israel-Hamas.
Biden dengan tegas menjawab, "Apakah itu lelucon?".
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.