Terjadi Baby Booming, Rapor BKKBN 'Kebakaran' di Mata Presiden
BKKBN mendapatkan rapot merah dari pemerintah (presiden). Saat ini angka kelahiran total 2,6 anak padahal janji target tahun ini hanya 2,1 anak.
Penulis: Eko Sutriyanto
Editor: Agung Budi Santoso
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana mengakui meski berdasarkan survey 98 persen pasangan usia subur tahu tentang keluarga berencana namun masih cukup banyak yang emoh melakukan program KB.
"Salah satu pemicunya kurangnya informasi, akses pemilihan kontrasepsi yang bisa digunakan jangka panjang," kata Deputi Bidang advokasi Pergerakan dan Informasi Abidinsyah Siregar M.Kes saat workshop Kerjasama BKKBN dengan Center fot Communication Program Johns Hopkins University di Jakarta, Selasa (18/3/2014).
Di samping itu, masih sulitnya pasangan yang ingin ber-KB namun tidak mendapatkan pelayanan tidak jelas sehingga menyerah sampai akhirnya beranak.
Untuk mencapai yang diinginkan, diperlukan kepemimpinan yg kuat di semua lini. "Tidak hanya di pusat tapi juga perwakilan di provinsi, kabupaten maupun kota," katanya.
Ditambahkannya, kecerdasan kepemimpinan SKPD yang bertanggungjawab di daerah menjadi kunci. "Perlu sering datang kasih report ke gubernur atau bupati sehingga ada perhatian," katanya.
BKKBN mendapatkan rapot merah dari pemerintah (presiden). Saat ini angka kelahiran total 2,6 anak padahal janji target tahun ini hanya 2,1 anak. Artinya, terjadi baby booming.
Prevalensi pemakaian kontrasepsi modern 57,9 persen atau hanya naik 0,04 persen. Padahal 2014, diinginkan sebesar 65 persen.
Kemudian angka kelahiran ibu usia tertentu (15-19 th) sebesar 48 per 1000 kelahiran padahal mestinya 30 kelahiran per 1000.
Eko Sutriyanto