Dampak Buruk Pada Bayi Jika Makanannya Diblender
Tekstur MPASI harus disesuaikan dengan usia anak, karena organ pencernaan bayi awalnya masih terbatas.
Editor: Anita K Wardhani
TRIBUNNEWS.COM- Mengolah makanan pendamping ASI (MPASI) memang membutuhkan trik tersendiri.
Tak hanya agar cita rasanya tidak terlalu tajam untuk bayi, tetapi juga agar teksturnya pas.
Tekstur MPASI harus disesuaikan dengan usia anak, karena organ pencernaan bayi awalnya masih terbatas.
Selain itu, tekstur MPASI juga perlu disesuaikan dengan masa pertumbuhan gigi anak.
Tetapi membuat tekstur MPASI yang pas dirasa sulit karena bayi menolak makan, sehingga Mama terdorong untuk lebih banyak memberikannya susu.
Bahkan, tak jarang para bunda memilih memblender makanan supaya bayi lahap.
Benarkah cara ini?
Tribunnews.com mengutip sari tulisan dari Pritasari, SKM, MSc., Pemerhati Gizi dari Politeknik Kesehatan Jakarta, Andi Sumardi, Ahli Gizi, UPT Puskesmas Ciawi, Bogor dan Ir. Hindah Muaris, ahli Teknologi Pangan, gizi dan kuliner dari IPB yang dilansir Tabloid Nakita.
Yuk simak penjelasannya.
Upaya ini tentu tidak mendidik. Bukankah pada akhirnya tujuan pemberian makan adalah anak kelak dapat mengonsumsi makanan padat seperti halnya kita?
Bila makanan selalu diblender, risikonya anak jadi mengemut makanan.
Proses makan yang diharapkan selesai dalam 30 menit justru jadi 2 jam.
Makan yang harusnya bisa satu mangkuk hanya berhasil tiga sendok. Alhasil, bila hal ini terus berlanjut anak jadi kurang gizi.