Keytruda, Obat Kanker yang Terbukti Mampu Jadikan Tumor Mengecil
Pasien juga kemungkinan besar tidak akan mengalami dampak sampingan kemoterapi seperti kelelahan dan pusing-pusing.
Penulis: Srihandriatmo Malau
Editor: Hasiolan Eko P Gultom
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Srihandriatmo Malau
TRIBUNNEWS.COM, SYDNEY - Kabar gembira bagi penderita kanker. Obat penyembuh bernama Pembrolizumab, dan memiliki nama komersial 'Keytruda' terbukti menjadikan tumor pada pasien menjadi "betul-betul mengecil".
Obat itu dikabarkan telah membuahkan hasil nyata bagi sejumlah warga Australia yang ambil bagian dalam ujicoba yang dilakukan secara global.
Keytruda pun telah diujicobakan terhadap beberapa orang pasien penderita kanker paru-paru di Rumah Sakit Westmead di Sydney.
Pakar kanker di rumah sakit tersebut Associate Professor Rina Hui menjelaskan seorang pasien betul-betul sembuh dari kanker tersebut.
Kejadian itu terjadi empat tahun setelah dia diberitahu bahwa penyakit itu tidak bisa diobati lagi.
"Kankernya sudah menyebar, dan dia tidak bereaksi terhadap pengobatan jenis lainya." kata Associate Professor Hui seperti dikutip dari ABC News, Senin (10/10/2016).
"Berkat obat ini, dia sekarang menjalani kehidupan normal dan hari ini sedang menikmati liburan di Alice Springs."
Penelitian global sekarang sedang dilakukan di 16 negara dan hasilnya menunjukkan bahwa obat ini mencegah penyebaran kanker dari 50 persen pasien selama masa 12 bulan.
Ini berarti obat tersebut tiga kali lebih efektif dibandingkan dengan kemoterapi.
Setiap tahunnya 9 ribu orang meninggal karena kanker paru-paru di Australia, dan menjadikannya pembunuh terbesar dibandingkan jenis kanker lainnya.
"Kita sekarang memiliki obat yang betul-betul memberikan harapan bagi pengobatan kanker paru-paru di masa depan." kata Associate Professor Hui.
"Obat ini menggerakkan sistem kekebalan dalam tubuh pasien untuk menyerang kanker, dan pada beberapa pasien bekerja lebih baik dibandingkan kemoterapi biasa."
"Saya sudah melihat tumor yang sebelumnya sudah menyebar sekarang tidak tampak lagi."
Associate Professor Hui mengatakan pasien juga kemungkinan besar tidak akan mengalami dampak sampingan kemoterapi seperti kelelahan dan pusing-pusing.
"Obat ini sudah menunjukkan bahwa pasien kanker paru-paru stadium empat sekarang memiliki peluang hidup 70 persen untuk bertahan hidup lebih dari 12 bulan, tanpa perlunya perawatan kemoterapi." jelasnya. (ABC News)