Derita Sobari Dikucilkan Warga Setelah Cucunya Meninggal karena Difteri
Duka Sohari (55) belum usai ketika cucunya, Rustam (6) wafat karena penyakit difteri sekitar empat puluh hari lalu.
Penulis: Gita Irawan
Editor: Anita K Wardhani
"Ya kayak biasa aja, dikasih larutan (obat panas dalam) terus dijampe, disyareatin (didoakan) sama di kasih blao (pemutih pakaian berwarna biru yang dipercaya obat gondong)," kata Sohari.
Menurut Sohari, Rustam sempat sembuh sehari setelah dibawa ke pengobatan alternatif, namun kembali demam keesokan harinya.
Akhirnya Zarkasi memutuskan untuk membawanya ke RSUKT, Sohari baru tahu kalau cucunya terserang penyakit mematikan tersebut dan harus masuk ruang isolasi.
Setelah itu, seluruh keluarga Sohari kemudian diberi vaksin dan obat dari RSUKT untuk mencegah penularan.
Rustam sendiri merupakan anak kedua dari tiga bersaudara.
Kakaknya yang duduk di bangku SMP dan seorang adik balita serta ibunya tidak tertular penyakit tersebut. Begitupun Sohari dan istrinya, Osiah (50).
Sang Ayah Tertular
Beberapa hari setelah Rustam wafat, Zarkasih diminta oleh pihak tempatnya bekerja di Bandara Soekarno Hatta untuk diperiksa di RSUD.
Sohari dan Osiah terkejut karena ternyata anak mereka tersebut tertular penyakit difteri.
"Padahal bapaknya sehat-sehat aja, nggak keliatan sakit. Tapi pas diperiksa di RSU (RSUKT) taunya nggak boleh pulang," kata Sohari.
Osiah pun menambahkan, bahwa Rustam memang anak kesayangan Zarkasih. Mereka kerap makan dari satu piring dan sangat dekat.
"Emang sayang banget dia mah, makan aja satu piring berdua, sering diciumin," ungkap Osiah.
Karena telah tertular, Zarkasih pun dirawat di sana selama 14 hari lamanya.
Menurut Sohari, cucunya hanya sempat dirawat selama sepuluh hari di RSUKT sebelum wafat di sana.