Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun Kesehatan

Cegah Penularan Difteri, Kemenkes Usulkan Kartu Imunisasi Sebagai Syarat Masuk Sekolah

Seharusnya Indonesia bisa mengkuti aturan-aturan yang ada di negara-negara maju. kartu imunisasi digunakan sebagai syarat untuk daftar sekolah.

Editor: Anita K Wardhani
zoom-in Cegah Penularan Difteri, Kemenkes Usulkan Kartu Imunisasi Sebagai Syarat Masuk Sekolah
WARTA KOTA/WARTA KOTA/Nur Ichsan
Mengantisipasi merebaknya penyebaran penyakit difteri, yang telah banyak meminta korban jiwa seperti yang terjadi di Surabaya dan Tangerang, Puskesmas Kecamatan Tambora bersama kader posyandu Kelurahan Duri Selatan, menggelar imunisasi difteri masal di wilayah itu, Rabu (13/12/2017). WARTA KOTA/Nur Ichsan 

TRIBUNNEWS. COM - Sekolah tempat anak tumbuh dan belajar, juga menjadi tempat bekembangnya difteri.

Hal ini disampaikan oleh dr. Elizabeth Jane Supardi, MPH, Dsc, Direktur Surveillance dan Karantina Kesehatan dan Pengendalian Penyakit Kementrian Kesehatan Indonesia.

“Pemicu utama difteri adalah orang-orang yang berkumpul, seperti sekolah, kantor, pesantren, dan asrama-asrama,” kata Jane saat ditemui di Kantor Kementerian Kesehatan Dirjen Pencegahan dan Pengendalian Penyakit, Jakarta Pusat.




Wanita yang akrab disapa Jane ini mengungkapkan, bakteri difteri adalah bakteri yang hidup di dalam tubuh manusia, dan "tumbuh subur" di tempat tempat berkumpulnya banyak orang.

Karenanya difteri termasuk penyakit komunal.

Baca: Istri Cantik Idrus Marham Curi Perhatian! Begini Kisah Cintanya dengan Sang Mantan Jurnalis

Menteri Kesehatan Republik Indonesia menyatakan hingga per 2 Januari 2018, dari 2017, angka kasus difetri di Indoensia telah mencapai 939 kasus dengan kasus kematian mencapai 45 orang.

BERITA TERKAIT

Dari total jumlah kasus tersebut, 77% diantaranya merupakan anak usia sekolah, yakni antara 5-19 tahun.

Oleh karena itu, Jane menjelaskan bahwa setiap orangtua harus memerhatikan riwayat imunisasi anaknya, karena ketika di sekolah anak-anak sangat rentan terkena bakteri difteri.

“Kalau anak yang belum sekolah lalu dia tidak imunisasi kadang dia masih sehat tidak terinfeksi. Tetapi ketika dia mulai masuk sekolah, dia bisa bertemu dan berkumpul dengan anak-anak yang membawa bakteri atau carrier lainnya. Saat itulah kemungkian besar terjadi penyebaran,” ujarnya.

Setiap tahun, pemerintah memang selalu mengadakan imunisasi rutin di setiap sekolah.

Namun Jane mengatakan, imunisasi yang dilakukan pemerintah dilakukan pada bulan November, sedangkan masuknya anak-anak sekolah terjadi di bulan Juli.

Selama rentang waktu November ke Juni tersebut tak menutup kemungkinan anak-anak sudah terlebih dahulu saling bertukar bakteri diferi.

“Imunisasi pemerintah dilakukan di bulan November sedangkan anak-anak sekolah masuk di bulan Juli. Nah sudah duluan terjadi KLB (difteri) disitu itu,” jelasnya.

Halaman
12
Sumber: Nakita
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di

Wiki Populer

© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas