Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun Kesehatan

Kenali Cedera Tangan dan Bahu Agar Mendapat Penanganan yang Tepat

Adapun beberapa jenis olahraga yang dapat memicu cedera tangan dan bahu, seperti golf, badminton, tenis dan voli.

Penulis: Ria anatasia
Editor: Fajar Anjungroso
zoom-in Kenali Cedera Tangan dan Bahu Agar Mendapat Penanganan yang Tepat
TRIBUNNEWS.COM/RIA ANASTASIA
Spesialis bedah ortopedi di RS Pondok Indah, Iman Widya Aminata 

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Ria Anatasia

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Cedera olahraga dapat terjadi pada siapa saja, termasuk pria, wanita, anak-anak atau orang dewasa, baik dari kalangan awam maupun atlet profesional.

Peradangan otot maupun sendi akibat salah posisi, otot sobek, serta dislokasi otot, tulang dan sendi merupakan jenis cedera yang umum terjadi saat berolahraga.

Adapun beberapa jenis olahraga yang dapat memicu cedera tangan dan bahu, seperti golf, badminton, tenis dan voli.

Dokter spesialis bedah ortopedi, Iman Widya Aminata mengatakan, timbulnya sobekan pada otot adalah hal yang wajar.

Tubuh kita pun memiliki sistem untuk memperbaiki otot ini dengan cara regenerasi menjadi otot yang lebih kuat dan besar.

Baca: Survei Indikator : 44 Persen Pemilih di Jateng Kecil Kemungkinan Ubah Pilihan

"Otot saat berolahraga akan stress dan terjadi robekan kecil. Semakin banyak robekan atau stres semakin banyak perbaikan sel. Melalui perbaikan timbul otot yang lebih besar yang biasa diinginkan seseorang," terang Iman.

Berita Rekomendasi

Lalu kapan saat seseorang dinyatakan cedera? Iman mengatakan seseorang akan mengalami cedera ketika siklus perbaikan sel terganggu.

Iman menyarankan agar Anda memerhatikan reaksi tubuh Anda. Ketika dirasakan ada rasa nyeri, diharapkan penderita segera menyetop aktivitas olahraga dan melakukan penanganan pertama.

"Pertama, stop olahraga. Kalau sudah nyeri berarti bentar lagi ada yang rusak. Kemudian istirahatkan, kompres dengan es untuk redakan nyeri," ujar dokter yang praktik di RS Pondok Indah itu.

"Ketiga, boleh mulai lagi setelah istirahat. Mulai dengan intensitas yang rendah. Kalau masih sakit jangan dulu biarkan tubuh beradaptasi. Bila nyeri menetap, inilah saatnya konsultasi ke dokter. Jangan takut," imbuhnya.

Jenis pemeriksaan yang biasanya dilakukan di rumah sakit sebelum mengambil tindakan, meliputi diagnosis yang akurat, USG, CT-Scan dan MRI.

"Perlu dilakukan berbagai diagnosa, salah satunya dengan pemanfaatan teknologi medis modern, seperti CT Scan atau MRI. Penegakan diagnosis perlu dilakukan untuk mengetahui lokasi serta identifikasi cedera dengan lebih akurat sebagai tahapan awal menentukan langkah selanjutnya," jelasnya.

Iman mengimbau masyarakat agar tidak takut pergi ke dokter agar mendapat penanganan yang tepat.

Meski pada beberapa kasus dapat ditangani sendiri, penanganan langsung dari ahli dapat memperkecil risiko buruk dari cedera yang dialami.

"Kalaupun setelah didiagnosis ada masalah, kita punya treatment mulai dari obat-obatan, fisioterapi hingga arthroscopy. Jadi jangan takut. Listen to your body. Kalau sudah nyeri sekali, segera ke dokter," tandasnya.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas