Bunda Mau Berikan ASI Maksimal untuk si Kecil? Yuk Intip Trik Dokter Reisa
Dokter Reisa Broto Asmoro memberikan tips bagi calon ibu maupun ibu yang tengah hamil agar mencapai keberhasilan dalam memberi ASI pada si buah hati.
Editor: Anita K Wardhani
TRIBUNNEWS.COM - Dokter Reisa Broto Asmoro memberikan tips bagi calon ibu maupun ibu yang tengah hamil agar mencapai keberhasilan dalam memberi air susu ibu (ASI) kepada buah hati.
Sebagai perempuan yang telah melahirkan dua anak, Ania dan Yoda, Reisa membagikan pengalamannya.
"Yang pasti pertama adalah niat. Jadi asal dari awal si ibu memang sudah niat untuk memberikan ASI eksklusif, biasanya secara naluri keibuan, otaknya pasti akan mengeluarkan sendiri yang namanya hormon laktasi," kata Reisa beberapa waktu lalu.
"Jadi makin kita pede, makin kita mau, pasti hormon itu akan makin terangsang lagi keluarnya dan makin banyak produksi ASI-nya. Dan, dibarengi juga dengan IMD (inisiasi menyusui dini)," kata Reisa.
Menurut Reisa, IMD penting sekali, tidak boleh dilewatkan sampai anak itu berhasil menyusui.
Baca: Si Kecil Ngeces? Bukan karena Ngidam yang Gak Keturutan Ya, Simak Penjelasan Dokter
Karena selain penting bagi anaknya untuk mendapatkan kolostrum, ibunya juga akhirnya terangsang untuk bisa mengeluarkan ASI di hari-hari pertama dimana biasanya itu merupakan waktu yang paling krusial.
"Biasanya ibu-ibu belum keluar ASI-nya. Habis lahiran biasanya masih stres. Tapi, IMD bisa sangat membantu," kata Reisa.
Selain IMD, kata Reisa, breast massage, breast care juga penting.
Tidak hanya itu, pumping ASI setiap kali habis menyusui juga penting, khususnya bagi ibu-ibu yang bekerja.
"Saya setiap kali habis menyusui, anaknya sudah kenyang, sisanya saya pumping, supaya produksinya makin melimpah juga, supaya otaknya merasa, 'Oh, ternyata bayinya nyusunya lebih dari yang dia nyusuin aslinya. Jadi, dia pikir pumping itu juga kebutuhan dasar bayinya."
"ASI itu kan supply and demand. Jadi makin banyak demand yang diminta akhirnya supply-nya dari tubuh makin banyak juga, dan itu yang membuat ibu bisa menyimpan ASI," kata Reisa.
Reisa mengatakan, tidak ada makanan spesifik satu pun di dunia ini yang bisa merangsang naiknya produksi ASI. Tapi, lebih baik konsumsi yang mengandung vitamin dan mineral yang bagus untuk tubuh.
"Kalau misalnya dibilang daun katuk, bisa sih, meskipun tidak spesifik sebenarnya, tapi bisa meningkatkan sekresi. Tapi bukan cuma daun katuk sebenarnya. Banyak juga yang lain, kayak sayur hijau gelap," kata Reisa.
Tapi jangan lupa, kata Reisa, bukan cuma kuantitas ASI saja yang harus dipikirkan setiap ibu, tetapi juga kualitas ASI.
"Jadi, walaupun ASI sudah banyak, udah deras, tapi kita makannya juga asal-asalan, gizinya enggak bagus, proteinnya kurang, lemak juga kurang, anaknya juga nanti kurang gizi jadinya," kata Reisa.
Terakhir, Reisa mengajak para ibu muda agar tidak sampai stres akibat tekanan harus memberikan ASI untuk anak.
Stres justru malah berakibat menghambat produksi ASI itu sendiri.
"Kalau saya sih bawa santai saja deh. Enggak ada kok ibu di dunia ini yang dinilai, enggak ada kok ibu dapet nilai 100, atau ibu ini cuma 60 nilainya. Jadi, saya yakin semua ibu pasti akan berusaha memberikan yang terbaik. Kalaupun ada kurang-kurang, ya enggak ada yang sempurna di dunia ini," kata Reisa.
(Wartakotalive/Gopis Simatupang)
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.