Global Health Diplomacy 2.0 Usung Tema 'Memperkuat Sistem Kesehatan di Era SDG's'
Pelaksanaan GHD kali ini juga memberikan pendidikan praktis untuk mengasah keterampilan para peserta.
Editor: Hasiolan Eko P Gultom
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pelatihan diplomasi kesehatan bertajuk Global Health Diplomacy (GHD) 2.0 akan dihelat di Hotel Bidakara, Bandung, dari 25 Agustus hingga 29 Agustus 2018.
Pelatihan ini mengusung tema "Memperkuat Sistem Kesehatan di Era Sustainable Development Goals (SDG's)".
Dalam pelatihan ini, sejumlah profesional kesehatan muda dari berbagai institusi dari negara berbeda, seperti Universitas Andalas, Chulalangkorn University, Flinders University, University of Stirling, International University of Japan, Kasetsart University, dikumpulkan untuk dididik melakukan diplomasi kesehatan.
Diketahui, SDG's merupakan agenda pembangunan yang telah ditetapkan PBB untuk kemaslahatan manusia di seluruh penjuru dunia.
Terkait dengan pemenuhan SDG's, sistem kesehatan sebagai pondasi kualitas sumber daya manusia menjadi penting dalam usaha tercapainya agenda pembangunan secara umum.
Pelaksanaan GHD kali ini juga memberikan pendidikan praktis untuk mengasah keterampilan para peserta.
Setiap peserta dituntut untuk mengikuti seluruh rangkaian kegiatan yang diantaranya praktik diplomasi dan negosiasi, komunikasi dan lobi politik, serta simulasi sidang resmi internasional atau multi-stage negotiation simulation (MSNS).
Pengaplikasian MSNS dalam pelatihan GHD ini bertujuan untuk memberi gambaran simulasi diplomatik yang realistis dan nyata kepada para peserta.
Mereka dituntut untuk mampu menjadi Diplomat Kesehatan Indonesia masa depan yang berintegritas tinggi bagi bangsa dan negara.
"Tak hanya melalui MSNS, para peserta juga dibekali dengan pelatihan mengenai strategi berdiplomasi dan juga pelatihan table manner yang sangat penting bagi para calon diplomat kesehatan global" jelas Profesor Wiku Adisasmito, Guru Besar Fakultas Kesehatan Universitas Indonesia dalam keterangan yang diterima, Jumat (24/8/2018).
GHD 2.0 diikuti 40-an peserta yang terdiri dari berbagai Profesi terkait kesehatan, termasuk perawat, peneliti, dosen, praktisi NGO, PNS, pegawai swasta, dokter, maupun mahasiswa S2 dan S3 dari berbagai latar belakang keilmuan seperti kedokteran, kesehatan masyarakat, kebijakan sosial dan kriminologi, hubungan internasional, kedokteran hewan, dll. Didukung oleh 9 pemateri berkelas internasional yang profesional di bidangnya, GHD 2.0 berharap dapat menelurkan diplomat-diplomat kesehatan handal yang dapat berkontribusi positif di ranah global Laura Bloomberg - Dekan Humphrey School ofP PublicAffairs, University of Minnesota, AS; Wiku Adisasmito - Profesor di bidang kebijakan kesehatan, Universitas Indonesia dan koordinator INDOHUN; Makarim Wibisono.
Selain itu hadir perwakilan Indonesia untuk PBB (2004-2007); Sudeepa Abeysinghe - Global Health Policy Unit, The University of Edinburgh, Inggris; William Bazeyo, - Dekan School of Public Health, Makerere University - Uganda (2009 - 2017); Remco van de Pas - Maastricht Centre for Global Health, Maastricht University - Netherlands and Institute of Tropical Medicine, Antwerp, Belgium; Aidil Chandra Salim - Duta Besar Indonesia untuk Fiji; Odo Manuhutu, Direktur Sesparlu, Kementerian Luar Negeri RI; dan Mayjen TNI (Purn) Suwarno - Kepala Badan pendidikan dan pelatihan Kementerian Pertahanan RI (2010-2013) merupakan barisan pemateri yang akan membekali peserta GHD 2.0 dengan berbagai ilmu dan keterampilan terkait diplomasi kesehatan.