Indonesia Rintis Kebun Raya Tanaman Obat Pertama
Indonesia saat ini memiliki sekitar 30.000 hingga 40.000 jenis tumbuhan dan merupakan salah satu yang terkaya di dunia.
Editor: Choirul Arifin
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Bertepatan dengan pencanangan gerakan Jaga Bhumi periode ke-2, tahun 2018 – 2019 bersamaan dengan peringatan Hari Pohon Sedunia, Yayasan Kebun Raya Indonesia (YKRI) juga menginisiasi pembuatan kebun raya tanaman obat pertama di Indonesia.
Wakil Ketua II YKRI Sonny Keraf mengatakan, ide membangun kebun raya tanaman obat ini akan mulai dijalankan tahun 2019. Menurut dia, ide ini datang dari mantan Presiden RI Megawati Soekarno Putri. Ide ini terinspirasi dari koleksi aneka tanaman obat di kebun raya Padua di Italia.
Indonesia saat ini memiliki sekitar 30.000 hingga 40.000 jenis tumbuhan.
Melalui penelitian Riset Tumbuhan dan Jamu (Ristorja; tahun 2012-2017) oleh Kementerian Kesehatan Republik Indonesia (Kemenkes RI), tercatat Indonesia memiliki sejumlah 6.000 sampai 7.500 tanaman obat.
Baca: Bikin Macet Tol Japek, Menhub Stop Sementara Proyek LRT dan Kereta Cepat Jakarta-BDG Sampai Lebaran
Koleksi tananam obat yang begitu banyak ini jarang didapati di negara lain. “Inisiasi (pembuatan Kebun Raya Tanaman Obat) ini sangat penting, karena salah satu kekuatan di Indonesia adalah sumber KEHATI, kita memiliki kehati sangat tinggi sekali," kata Sonny Keraf di Jakarta, Rabu (21/11/2018),
Dengan upaya ini, lanjutnya, YKRI kembali melanjutkan gerakan Jaga Bhumi yang baru berlangsung 1 tahun ini, dan bersama-sama mengajak masyarakat luas untuk terus melakukan pelestarian serta menggali potensi untuk menciptakan Kebun Raya Tanaman Obat di Indonesia.
Upaya pembangunan Kebun Raya Tanaman Obat ini didukung oleh gerakan Jaga Bhumi dengan kegiatan utamanya seperti Jaga Wiyata dan Sarasehan Kalpataru.
Satu yang baru dari rangkaian gerakan adalah Botanicum, yaitu kawasan edukasi luar ruang untuk memberikan narasi kreatif konservasi botani bagi generasi muda dan masyarakat Indonesia.
Baca: Yayasan Kebun Raya Gulirkan Gerakan Jaga Bhumi 2018 – 2019 di Perayaan Hari Pohon Sedunia
Botanicum merupakan hasil rekayasa kawasan ruang terbuka hijau menjadi area publik sehingga bisa digunakan sebagai ajang edukasi, interaksi dan ekowisata dalam kota.
Gerakan tersebut nantinya akan kembali melibatkan banyak pemangku kepentingan mulai dari pemerintah dan swasta, komunitas aktivitas, mahasiswa dan pelajar, pekerja dan pengusaha, keluarga muda, pehobi, serta industri terkait.
Sinergi dan kolaborasi dalam Jaga Bhumi diharapkan dapat menciptakan Indonesia yang peduli bumi, dimana pemerintah bisa melahirkan kebijakan-kebijakan yang pro-lingkungan dan pro-kelestarian bumi.
Selain itu masyarakat umum diharapkan juga lebih aktif berperan serta dalam gerakan kepedulian terhadap kelestarian bumi dan menerapkan aksi peduli lingkungan dalam kehidupan sehari-hari.
:Kami akan galang dunia usaha untuk kembangkan penelitian fitofarmaka. Jangan lupa juga untuk mengurus hak paten dari tanaman asli Indonesia seperti diingatkan oleh Bu Mega agar tidak dicuri dan dipatenkan oleh ahli dari negara lain. Kita tak bisa menjalankan ini sendiri," ungkap Sonny Keraf.