Viagra Ternyata Awalnya untuk Obat Jantung, Tapi Gagal dan Malah Jadi Obat Disfungsi Ereksi
Salah satu penemuan yang mengubah dunia yang mungkin tidak banyak orang sadari adalah viagra.
Editor: Sugiyarto
TRIBUNNEWS.COM - Salah satu penemuan yang mengubah dunia yang mungkin tidak banyak orang sadari adalah viagra.
Pil berwarna biru ini mungkin tidak terlalu penting bagi pria dewasa yang sehat.
Namun, bagi pria dengan masalah disfungsi ereksi akibat usia atau sebagainya, obat ini sangat membantu.
Dalam banyak kebudayaan, masalah disfungsi ereksi sebenarnya telah mengganggu.
Ini terbukti dari banyaknya pengobatan tradisional yang ditujukan untuk mengatasi masalah seksual tersebut.
Mulai dari obat seperti bubuk tanduk badak hingga mantra mencoba mengatasi masalah tersebut.
Sayangnya, pengobatan-pengobatan ini tak selalu sukses.
Viagra kemudian hadir dan mengatasi masalah para pria tersebut.
Bahkan, kini pil kecil itu menempati 45 persen dari pangsa pasar disfungsi seksual.
Namun, tahukah Anda, viagra sebenarnya dibuat bukan untuk tujuan ini?
Mulanya, ilmuwan perusahaan obat Pfizer di Inggris, Peter Dunn dan Albert Wood berniat membuat obat untuk menurunkan darah tinggi dan angina atau nyeri dada yang berhubungan dengan jantung koroner.
Saat itu, 1989, mereka menciptakan sildenafil citrate, nama farmasi viagra.
Dalam uji klinis, obat tersebut dinyatakan gagal.
Pasalnya, bukan menurunkan tekanan darah, obat ini justru meningkatkan aliran darah ke organ seksual.