Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun Kesehatan

Harapan Menjanjikan dari Imunoterapi Tidak Sekadar Euforia

Imunoterapi merupakan terobosan terbaru dalam pengobatan kanker yang menggunakan sistem kekebalan tubuh sendiri untuk melawan sel-sel kanker

Editor: Eko Sutriyanto
zoom-in Harapan Menjanjikan dari Imunoterapi Tidak Sekadar Euforia
Hello Sehat
Mengenal imunoterapi, terobosan baru bagi pasien kanker 

Namun bila ekspresi PD-L1 berkisar 1-50%, anti PD-1 masih dapat diberikan dengan mempertimbangkan biaya dan manfaatnya.

Berdasarkan Keynote 024 perlu dilakukan kemoterapi dulu selama enam siklus, baru kemudian dilanjutkan dengan imunoterapi anti PD-1.

Untuk beberapa kasus lain seperti kanker ginjal dan melanoma maligna, imunoterapi bisa digunakan tanpa tes PDL-1 lagi karena berdasarkan penelitian terbukti hasilnya baik. Ditengarai, hampir 100% melanoma mengekspresikan PD-L1.

Di Indonesia, anti PD-1 disetujui oleh BPOM (Badan Pengawas Obat dan Makanan) untuk pengobatan kanker paru dan kanker kulit jenis melanoma maligna.

Ini adalah jenis kanker kulit yang paling ganas, yang menjangkiti Jimmy Carter.

Baca: 10 Manfaat Tak Terduga Pisang yang Sudah Terlalu Matang hingga Berbintik, Termasuk Cegah Kanker

Kini penggunaannya tidak sebatas pada kedua kanker tersebut.

Di penelitian maupun di tempat praktik, imunoterapi anti PD-1 juga digunakan untuk berbagai kanker lain, yang telah dibuktikan mengekspresikan PD-L1.

BERITA REKOMENDASI

Dr. dr. Andhika telah menggunakan obat ini untuk pasien kanker pankreas, kanker payudara, kanker empedu, hingga kanker kepala dan leher.

Anti PD-1 biasa diberikannya pada pasien dengan status performa fisik yang kurang baik.

“Obat yang diberikan untuk terapi sistemik haruslah yang tidak menurunkan status performa pasien,” ujarnya.

Hasilnya cukup baik dan tanpa efek samping, meski efikasinya tidak sebaik pada kanker paru dan melanoma.

Pasien tertua yang diberikan imunoterapi anti PD-1 oleh Dr. dr. Andhika berusia 82 tahun, yang menderita kanker pankreas. Pasien tersebut mendapat anti PD-1 sebanyak 12x.

Pasien ini masih hidup sampai sekarang, setahun lebih setelah pengobatan dengan anti PD-1.

“Selama pengobatan pun kualitas hidupnya bagus. Dia bisa beraktivitas sehari-hari seperti biasa,” lanjutnya.

Halaman
1234
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas