Harapan Menjanjikan dari Imunoterapi Tidak Sekadar Euforia
Imunoterapi merupakan terobosan terbaru dalam pengobatan kanker yang menggunakan sistem kekebalan tubuh sendiri untuk melawan sel-sel kanker
Editor: Eko Sutriyanto
PD-1 adalah bagian dari sel T limfosit, yang bertugas menginduksi program pematian sel; dalam hal ini sel kanker.
Secara alamiah, tubuh memiliki mekanisme untuk meredakan PD-1 karena bila aktivitasnya berlebihan, justru bisa menimbulkan dampak buruk bagi tubuh.
Itu sebabnya, beberapa sel tubuh dirancang memiliki PD-L1 dan PD-L2. Bila PD-1 berikatan dengan ligan PD-L1 atau PD-L2, sel T menjadi tidak aktif, sehingga tidak muncul reaksi berlebihan yang tidak diperlukan.
Sayangnya, mekanisme ini berhasil ditiru oleh sel kanker tertentu.
Beberapa jenis kanker juga mengembangkan ligan PD-L1 dan/atau PD-L2 pada permukaannya, sehingga mampu meredam aktivitas sel T. Sel kanker memang sangat pintar; ini adalah salah satu caranya menyembunyikan diri dari kejaran sistem imun.
Tidak semua kanker memiliki PD-L1. Karenanya pula, tidak semua kanker bisa diterapi dengan anti PD-1.
Kanker paru jenis karsinoma bukan sel kecil (KPKBSK) atau non-small cell lung cancer (NSCLC), kanker kulit jenis melanoma maligna, dan kanker ginjal termasuk yang memilikinya, sehingga bisa diterapi dengan anti PD-1.
Hadirnya anti PD-1 memberikan pilihan terapi yang lebih banyak bagi pasien kanker paru, dengan efikasi yang baik.
Baca: Saat Arifin Ilham Berjuang Lawan Kanker, Berkah Bayi dari Istri Ketiganya Lahir, Ini Dia Wajah Baby
Berdasarkan pengalaman Dr. dr. Andhika.
“Pemberian obat ini meningkatkan progression-free survival hingga enam bulan,” katanya.
Progression-free survival (PFS) adalah masa selama kanker tidak berkembang. Ini hal yang cukup menjanjikan, mengingat angka kesintasan (survival rate) pasien kanker paru sangat rendah.
Pun, tidak semua pasien KPKBSK bisa mendapat imunoterapi anti PD-1. Sebelumnya, harus dilakukan pemeriksaan PD-L1 pada sel kanker.
“Yang terbaik yakni bila ekspresi PD-L1 di atas 50%,” terang Dr. dr. Andhika.
Pada kondisi demikian, imunoterapi dilakukan sebagai pengobatan tunggal.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.