Air Ketuban di Dalam Kandungan Asri Welas Kurang, Berbahayakah untuk Janin?
Saat kehamilannya memasuki trisemester tiga, Asri Welas mengalami masalah. Dokter menyebut air ketuban dalam kandungannya kurang. Bahayakah?
Penulis: Anita K Wardhani
Masalah pada plasenta, hal ini dapat menyebabkan gangguan aliran darah dari ibu ke janin. Akibatnya, janin tidak cukup menerima nutrisi dan oksigen dari ibu. Sehingga, cairan yang masuk ke tubuh bayi dan kemudian dikeluarkan oleh tubuh bayi akan terganggu siklusnya.
Ketuban pecah, hal ini dapat membuat cairan ketuban keluar dari rahim dalam jumlah sedikit maupun banyak. Tentunya, hal ini membuat cairan ketuban menjadi berkurang.
Kehamilan yang sudah lewat tanggal kelahirannya, kehamilan berusia 42 minggu atau lebih cenderung mempunyai jumlah cairan ketuban yang rendah karena fungsi plasenta sudah mulai berkurang.
Komplikasi kehamilan, seperti dehidrasi, hipertensi, preeklampsia, diabetes, dan hipoksia dapat memengaruhi jumlah cairan ketuban. Ya, dehidrasi bisa menyebabkan cairan ketuban Anda berkurang jumlahnya.
Jumlah cairan yang Anda minum setiap hari dapat memengaruhi jumlah cairan ketuban yang ada di rahim Anda. Penelitian yang diterbitkan dalam Journal of Obstetrics and Gynaecology Research tahun 2009 menunjukkan bahwa ibu hamil yang mempunyai jumlah cairan ketuban rendah dapat meningkatkan jumlah cairan ketubannya melalui air yang diminumnya setiap hari.
Semua penyebab oligohidramnion di atas dapat membuat cairan ketuban berkurang, yang pada akhirnya dapat menyebabkan pergerakan bayi dalam rahim menjadi lebih lambat atau berkurang. (Reporter: Tribunnews.com/Nurul Hanna/berbagai sumber)