Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun Kesehatan

Gak Hanya Orang Kota, Warga Pedesaan Pun Alami Masalah Kejiwaan, Gaya Hidup Pemicunya

Kini penyakit yang mengganggu kejiwaan yang semula kebanyakan terjadi pada masyarakat perkotaan juga dialami mereka yang di pedesaan. Apa penyebabnya?

Penulis: Apfia Tioconny Billy
Editor: Anita K Wardhani
zoom-in Gak Hanya Orang Kota, Warga Pedesaan Pun Alami Masalah Kejiwaan, Gaya Hidup Pemicunya
www.wingoodtherapy.com
Gangguan kejiwaan bipolar. 

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Apfia Tioconny Billy

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA — Kini penyakit yang mengganggu kejiwaan yang semula kebanyakan terjadi pada masyarakat perkotaan juga dialami mereka yang di pedesaan. Apa penyebabnya?

Selama ini gangguan kejiwaan identik dengan berbagai permasalahan orang perkotaan seperti rutinitas kerja, lalu lintas ataupun gaya hidup.

Saat ini dengan perkembangan teknologi permasalahan yang sebelumnya hanya dialami orang-orang perkotaan, kini juga terjadi pada masyarakat pedesaan.

Alhasil orang yang mengalami gangguan jiwa di pedesaan juga semakin bertambah.

Baca: Caleg Stres Bisa Sembuh, Begini Proses Penyembuhannya

Direktur Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Masalah Kesehatan Jiwa dan Napza, Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI, dr. Fidiansjah mencontohkan misalnya saat ini berkembangnya kasus buli yang berawal dari cacian di media sosial.

Kasus buli ini akan membuat korban merasa tertekan yang bisa memacu stres dan penyakit jiwa, bahkan ada beberapa kasus buli yang berakhir kekerasan dari pelaku.

Berita Rekomendasi

“Di era sekarang ada kemajuan IT, misalnya anak SMK mereka saling ejek di media sosial misalnya lalu diungkapkan dengan ekspresi kemarahan. Teknologi itu tersebut ditempatkan tidak proporsional,” ungkap dr. Fidiansjah saat ditemui di Rumah Berdaya, Bali, Rabu (24/4/2019)

Mengenai gangguan jiwa ini dr. Fidiansjah menjelaskan faktor pertama adalah faktor genetik, karena ada struktur pada otak yang mengalami gangguan.

Kemudian faktor biologinya adalah adanya perubahan di celah-celah syaraf yang harus segera ditangani untuk mendapatkan intervensi obat-obatan.

“Ada komponen tertentu struktur yang terkecil, transmeter di otak itu terganggu. Kemudian ada neotransmeter di celah syaraf yang perlu mendapatkan terapi farmako terapi,” papar dr. Fidiansjah.

Kemudian faktor lainnya yang menyebabkan gangguan jiwa adalah kurangnya nilai religi atau agama pada diri seseorang.

“Memang itu menjdi penguat, betapa memang ada, ketuhanan yang masa esa. sila pertama yang menjadi gantungan kita mencari pertolongan,” pungkas dr. Fidiansjah.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas