Cokelat Dipercaya Bantu Kurangi Risiko Depresi, Benarkah?
Penelitian dari Univeristy College London di Inggris mempelajari kaitan antara cokelat hitam dan depresi.
Editor: Willem Jonata
TRIBUNNEWS.COM - Cokelat dipercaya bisa mengurangi risiko depresi. Tak ayal banyak orang yang menyukai panganan satu ini.
Kembali ke masalah depresi, benarkah cokelat bisa bermanfaat mengatasi masalah kesehatan tersebut?
Sebab beberapa ahli ada juga yang mengatakan bahwa cokelat adalah sesuatu yang cukup dinikmati saja, mengingat kadar gula dan lemaknya tinggi.
Namun ada juga ahli yang masih yakin akan manfaat cokelat yang masih tersembunyi ini.
Menjawab pertanyaan itu, baru-baru ini penelitian dari Univeristy College London di Inggris mempelajari kaitan antara cokelat hitam dan depresi.
Baca: Rentan Depresi, Milenial Harus Bijak Bermedia Sosial
Baca: 6 Menu Sarapan Murah untuk Turunkan Berat Badan, Bisa Pilih Alpukat hingga Ubi
Baca: 7 Khasiat Konsumsi Buah Naga untuk Kesehatan Tubuh, Turunkan Berat Badan hingga Meredakan Nyeri
Penelitian berbasis survei ini menemukan orang yang mengonsumsi cokelat hitam tampaknya memiliki peluang lebih kecil untuk menderita depresi.
Dengan mengambil data dari survei Pemeriksaan Kesehatan dan Nutrisi Nasional Amerika Serikat, tim peneliti bisa mendapatkan 3.626 peserta berusia 20 tahun atau lebih.
Mengambil data dari Survei Pemeriksaan Kesehatan dan Nutrisi Nasional Amerika Serikat, tim peneliti bisa mendapatkan 3.626 peserta berusia 20 tahun atau lebih.
Dengan menggunakan Kuesioner Kesehatan Pasien, tim peneliti kemudian pergi dan menilai gejala-gejala depresi. Mereka juga mempelajari cokelat hitam dan cokelat biasa secara terpisah.
Hasil penelitian menunjukkan, bahwa tidak ada hubungan antara penurunan gejala depresi dengan cokelat biasa.
Meski demikian, penulis utama Dr. Sarah Jackson meyakini diperlukan penelitian lebih lanjut untuk mengklarifikasi penemuan ini.
Di sisi lain, ia menilai temuan ini sebagai satu kesuksesan dan cahaya terang tentang manfaat cokelat pada tubuh, baik secara fisik maupun mental.
Depresi merupakan salah satu isu terbesar di dunia dan biasanya diobati dengan obat-obatan dan terapi.
Namun, kedua hal tersebut tidak selalu berhasil karena depresi dapat berbeda pada setiap orang.
Hingga kini, menemukan intervensi gaya hidup untuk mengurangi gejala pada diri seseorang adalah prioritas utama.(*)
Berita ini telah tayang di Kompas.com dengan judul Benarkah Cokelat Hitam Bisa Menurunkan Risiko Depresi?