Tanda Stroke yang Sering Disepelekan
Penyakit stroke jadi 70 persen penyumbang pasien di Rumah Sakit Pusat Otak Nasional (RSPON) Jakarta Timur.
Editor: Willem Jonata
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Apfia Tioconny Billy
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA — Penyakit stroke jadi 70 persen penyumbang pasien di Rumah Sakit Pusat Otak Nasional (RSPON) Jakarta Timur.
Dirut RSPON, Mursyid Bustami menyebutkan keluhan stroke misalnya ada bagian tubuh yang mati rasa, sebaiknya segera dibawa ke rumah sakit untuk mendapatkan tindakan dari ahli medik.
“Segera bawa ke rumah sakit. Jadi tidak ada tindakan harus keluarkan dari ujung jari macam-macam tindakan, itu tidak ada dasarnya. Jadi pokoknya segera ke rumah sakit,” ungkap Mursyid Bustami saat ditemui di RSPON, Jakarta Timur, Senin (15/7/2019).
Baca: Serangan Stroke Ternyata Dapat Diprediksi
Kemudian tanda-tanda lainnya yang kerap disepelekan padahal memberikan isyarat stroke adalah bicara cadel, tiba-tiba merasa bingung berlebih. Sebab, ada bagian memori otak yang terganggu.
Baca: Apa Saja Olahraga yang Pantang dan Dianjurkan Bagi Penderita Diabetes?
Baca: Menteri Kesehatan Nila Moeleok Imbau Jangan Makan Ikan Asin Berlebihan
Mursyid Bustami juga mengingatkan saat gejala tersebut muncul jangan sampai dibiarkan hingga melebihi masa kritisnya atau maksimal 4,5 jam.
Sebab, melebihi waktu tersebut bisa membuat sumbatan di dalam tubuh semakin erat sehingga akibatnya fatal.
“Stroke itu kan penyumbatan pembuluh darah itu harus dilepas sumbatan kurang dari 4.5 jam, tapi jangan 4.5 jam baru ke rumah sakit karena butuh waktu buat mempersipkan periksa radiologi dulu ct can dan lain-lain,” papar Mursyid Bustami.
Sementara itu di RSPON, Mursyid menyebutkan pihaknya bisa melepaskan sumbatan hanya dalam waktu 29 menit mulai dari masuk ke pintu rumah sakit sampai pemasangan alat.
“Sekarang obat itu kita berikan di meja radiologi, pasien gak ke UGD dulu bolak-balik tapi ini pas diradiologi kelihatan ada sumbatan langsung dilakuakan disitu jadi satu menit sangat kita hargai karena satu menit terlambat banyak sel saraf yang rusak,” pungkas Mursyid Bustami.