Tips Simpel Hindari Penyakit Jantung, Makanan hingga Istirahat Cukup
Penyakit jantung umumnya dipicu gaya hidup, mulai dari pola makan tidak sehat, kurang tidur, dan tidak membiasakan olahraga sebagai rutinitas.
Penulis: Apfia Tioconny Billy
Editor: Willem Jonata
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Apfia Tioconny Billy
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA — Penyakit jantung umumnya dipicu gaya hidup, mulai dari pola makan tidak sehat, kurang tidur, dan tidak membiasakan olahraga sebagai rutinitas.
Rachel Olsen, Nutritition Expert YOUVIT, menyebutkan tips sederhana untuk menghindari penyakit jantung adalah olahraga minimal 150 menit per minggu.
Olahraga ini bertujuan untuk menghindari penumpukan lemak maupun kalori yang ada di dalam tubuh.
“Idealnya kalau kita bisa melakukannya minimal 150 menit per minggu, secara langsung kita membantu metabolisme tubuh agar lebih optimal lagi,” ujar Rachel melalui keterangan tertulisnya, Jumat (4/10/2019).
Baca: Bagaimana Mencegah Komplikasi Diabetes
Baca: Tertarik dengan Orang Lain Saat Kamu Sudah Punya Pacar, Bagaimana Harus Bersikap?
Baca: Mengatasi Bau Kaki Membandel
Kalau dari segi asupan hindari makanan yang digoreng dan berlemak, dan lebih banyak makan biji-bijian, sayur dan buah-buahan.
“Biji-bijian, sayur, dan buah tingg serat, lemak baik dan antioksidan yang bagus untuk mengeluarkan kolesterol maupun lemak jahat dalam pembuluh darah,” kata Rachel Olson.
Bisa juga penuhi kebutuhan vitamin dengan mengonsumsi multivitamin. Selain pilih multivitamin yang banyak mengandung berbagai vitamin dan mineral.
Kemudian tips terakhir adalah jaga metabolisme tubuh dengan istirahat yang cukup. Tubuh yang cukup istirahat mampu mengurangi penyumbatan pembuluh darah yang memancing penyakit jantung lho!
“Kalau metabolisme optimal, berarti kita dapat mengurangi resiko penyumbatan pembuluh darah oleh lemak yang menyebabkan penyakit jantung,” ungkap Rachel.
Penyakit jantung pun termasuk penyakit yang mematikan. Berdasarkan data dari World Health Organization (WHO), penyakit jantung merupakan penyebab kematian tertinggi di Indonesia, yaitu 151 kasus / 100.000 orang.