Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun Kesehatan

Keuntungan Memilih Metode Bayi Tabung Lebih Awal

Ada sejumlah keuntungan jika memilih metode bayi tabung lebih awal, pertama kesempatan untuk memiliki anak lebih besar.

Penulis: Apfia Tioconny Billy
Editor: Dewi Agustina
zoom-in Keuntungan Memilih Metode Bayi Tabung Lebih Awal
Shutterstock
Ilustrasi bayi tabung. 

Laporan Wartawan Tribunnews, Apfia Tioconny Billy

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Kebanyakan orang menjadikan metode bayi tabung sebagai pilihan akhir untuk memiliki anak setelah menjalankan sejumlah terapi terlebih dulu.

Dr Ivan Sini SpOG, CEO Morula IVF Indonesia menceritakan kebanyakan pasangan yang datang kepadanya untuk mengikuti program setelah lima tahun menikah.

Menurut dr. Ivan waktu tersebut sudah terbilang telat.

"Lima tahun itu sudah terbilang kelamaan, karena rata-rata itu pasangan dua tahun itu sudah hamil," ucap dr. Ivan Sini saat ditemui di Jakarta Pusat.

Ada sejumlah keuntungan jika memilih metode bayi tabung lebih awal, pertama kesempatan untuk memiliki anak lebih besar karena semakin tua jumlah sel telur pada wanita akan semakin sedikit.

Padahal sel telur merupakan faktor utama keberhasilan bayi tabung.

Ilustrasi
Ilustrasi (shutterstock)
Berita Rekomendasi

Metode bayi tabung nantinya akan mempertemukan sel telur dan sperma di luar tubuh.

Sel telur yang sudah dibuahi tersebut kemudian dimasukkan kembali ke dalam rahim.

"Jadi ada Basic Fertility Screening (BFS) itu bisa cadangan sel telur artinya kita bisa tahu, misal wanita umur 28 tahun tapi ternyata cadangan telur kita sama dengan usia 38 tahun, kalau sedikit ya bisa segera ambil tindakan bayi tabung," ungkap dr. Ivan Sini.

Kedua, jika lebih dini mengambil program bayi tabung maka biayanya akan lebih murah karena dosis obat atau treatment yang digunakan pada usia yang lebih muda akan lebih murah.

Perbandingan beda harganya bisa sampai puluhan juta, jadi bisa hemat lebih banyak kalau lebih dini terlebih program bayi tabung ini harganya cukup fantastis.

"Jadi kalau dosisnya kecil pasien bisa abis Rp 60 sampai 70 juta, dan kalau datang 40 tahun kalau tinggal satu dua telurnya ya habis Rp 100 juta," kata dr Ivan Sini.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas