Dokter Spesialis Kesehatan Jiwa Beri Trik Melawan Pelaku Ekshibisionis yang Lakukan Teror Sperma
Ekshibisionis atau kelainan seksual untuk memamerkan alat kelamin ataupun bagian-bagiannya merupakan penyakit mental dan tergolong berbahaya.
Editor: Anita K Wardhani
Namun, Dharmawan menyebut perilaku ini merupakan cara seorang laki-laki yang tidak jantan alias 'banci'.
Mereka memamerkan kemaluan atau bagian privatnya kepada orang lain, karena tidak berani melakukan tindakan secara fisik pada korban.
"Biasanya enggak (melakukan hal yang lebih parah)."
"Karena psikodinamiknya penderita sebenarnya orang yang enggak berani agresif secara fisik."
"Makanya mereka ekspresinya dalam agresi seksual yang banci," ujar dia.
Untuk itu, bagi para perempuan yang menjadi korban dari pengidap ekshibisionisme di tempat-tempat umum, baik ramai maupun sepi, jangan takut untuk memberikan respons perlawanan.
Respons itu misalnya dengan cara berteriak, sehingga pelaku akan merasa aksinya tidak lagi aman untuk dilakukan.
"Enggak berani memperkosa. Ya, teriaki saja," jawab Dharmawan singkat.
Terkadang, perempuan yang menjadi korban aksi ekshibisionisme merasa takut untuk memberikan perlawanan atau sekadar memintanya menghentikan aksinya dan pergi.
Ada pikiran, bahwa pelaku mungkin saja akan berbuat sesuatu yang jauh lebih buruk jika diberi perlawanan.
Akan tetapi, kini perempuan tidak perlu ragu untuk meneriakinya, terlebih jika kondisi ramai.
Hal itu akan membuatnya pergi ketakutan, karena kembali pada keadaan dasar pelaku yang memang tidak memiliki keberanian lebih sehingga melampiaskan hasrat seksualitasnya dengan jalan seperti itu.
Artikel ini pernah tayang di Kompas.com dengan Judul Bertemu Pria Ekshibisionis, Jangan Takut Melawan!