Akupuntur Bisa Jadi Alternatif Bantu Tingkatkan Kesuburan Pasangan Suami Istri
Tak sedikit pasangan suami istri mencari jalan pintas ketika belum memiliki keturunan akibat masalah kesuburan atau infertilitas.
Penulis: Apfia Tioconny Billy
Editor: Willem Jonata
Laporan Wartawan Tribunnnews.com, Apfia Tioconny Billy
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA — Tak sedikit pasangan suami istri mencari jalan pintas ketika belum memiliki keturunan akibat masalah kesuburan atau infertilitas.
Terapi pengobatan akupuntur bisa jadi pilihan membantu meningkatkan kesuburan karena kata Dokter Spesialis Akupunktur Klinik dr. Handaya Dipanegara, M.Kes, Sp. Akb dari RS Pondok Indah akupuntur langsung menyasar ke titiknya.
“Akupunktur medik yang dikombinasikan dengan pengobatan kedokteran modern dapat memberikan hasil yang lebih optimal untuk menunjang penanganan gangguan kesuburan,” kata dr. Handaya melalui keterangan tertulisnya, Jumat (10/1/2020).
Teknik akupuntur medik terkini ini dilakukan dengan cara merangsang titik tertentu di permukaan tubuh ada yang dengan menggunakan jarum, elektroakupunktur (dengan bantuan listrik), laserpunktur (dengan sinar laser), maupun penyuntikan dengan cairan yang dikenal dengan akuapunktur.
Baca: Hubungan Gelap Bu Bos dan Sopir Berakhir Petaka, Berawal Saat Bu Bos Dekati Ranjang
Baca: Akupuntur Bisa Bantu Ibu Hamil Lebih Bayak dan Memperlancar ASI
Baca: Kisah Romantis, Kakek-Nenek Penjual Bakso Pakai Sepeda Kerap Boncengan Berdua
Adapun mekanisme akupuntur medik dilakukan dengan cara memperbaiki hormon reproduksi, memperbaiki sirkulasi aliran darah ke rahim, dan mengurangi vasokonstriksi pembuluh darah.
Kemudian terapi berikutnya dengan mempertebal dinding endometrium, membuat pikiran lebih tenang serta meningkatkan sistem imunitas, dan homeostasis tubuh.
Khusus terapi akupuntur untuk penanganan gangguan kesuburan biasanya dilakukan dua kali dalam seminggu.
“Satu kali terapi membutuhkan waktu rata-rata 30 menit yang terdiri dari 12 kali terapi,” kata dr. Handaya.
Selama program akupuntur dr. Handaya juga mengingatkan pasiennya agar memperbaiki pola hidup dengan tidak merokok, makan makanan bergizi, dan istirahat yang cukup.
“Menghindari makanan yang mengandung pengawet, menurunkan berat badan, mencegah stres, istirahat dan tidur cukup, serta berolahraga teratur seperti bersepeda dan lari ringan sekitar 30 menit sehari,” pungkas dr. Handaya.