Dokter Spesialis Penyakit Dalam: Lakukan Lima Langkah Sederhana Cegah Penularan Virus Corona
virus Corona juga bisa disebarkan melalui kotoran (feses) atau air kencing. Bisa juga melalui konsumsi hewan-hewan yang diduga sebagai hewan
Editor: Choirul Arifin
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Igman Ibrahim
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Dokter spesialis penyakit dalam Omni Hospital Pulomas Dr. Dirga Sakti Rambe, M.Sc, Sp.PD sudah menjelaskan, pola penyebaran virus Corona tersebut bisa melalui tiga saluran.
Pertama, melalui hewan. Hewan yang diketahui mengalami sakit menularkan virus tersebut melalui udara kepada manusia.
Kedua, virus Corona juga bisa disebarkan melalui kotoran (feses) atau air kencing. Terakhir, bisa juga melalui konsumsi hewan-hewan yang diduga sebagai hewan penular virus Corona.
Dr Dirga menyebutkan, ada lima langkah sederhana yang bisa dilakukan masyarakat agar tidak tertular virus Corona tersebut.
Yang paling pertama, tetap menjaga tubuh dengan menerapkan pola hidup sehat secara umum.
"Tujuannya supaya bisa meningkatkan daya tahan tubuh, makan, istirahat semuanya harus cukup," ungkapnya.
Baca: Penjelasan Dokter Dirga Tentang Virus Corona yang Masyarakat Perlu Ketahui
Langkah pencegahan kedua ialah cuci tangan dengan sabun, minimal 20 detik.
Hal tersebut bertujuan agar tidak mempermudah masuknya kuman dalam bentuk apapun melalui hidung ataupun mulut secara tidak sadar.
Baca: Kenali Gejala, Pola Penyebaran dan Warga yang Rentan Tertular Virus Corona
Ketiga dan keempat ialah hindari orang yang sakit dan selalu gunakan masker di tempat-tempat keramaian
"Terakhir, jangan bepergian dulu ke tempat yang berisiko tinggi. Tapi perlu dicatat, Corona Virus ini kan belum terbukti ada di Indonesia kan, jadi kita tidak terlalu panik," ujar Dokter Dirga.
Hingga kini, diketahui belum ditemukan produk antivirus ataupun obat untuk mengobati pasien yang terpapar virus Corona.
Sejumlah negara seperti Thailand, Korea Selatan, Jepang, Prancis, Malaysia hingga Amerika Serikat dikabarkan telah menerima pasien terjangkit virus tersebut.
Dari informasi terakhir, setidaknya virus itu telah membunuh 56 orang di negara tirai bambu tersebut.