RSUP Sanglah Bali Sempat Rawat 2 Suspect Corona, Wisatawan Kakak Beradik asal China
Kedua pasien itu berasal dari China dan merupakan kakak-beradik masing-masing berusia 3,5 dan 6 tahun.
Editor: Choirul Arifin
TRIBUNNEWS.COM, DENPASAR - Rumah Sakit Umum Pusat (RSUP) Sanglah Denpasar telah memulangkan dua warga negara China yang diduga terjangkit (suspect) virus corona, Sabtu (25/1/2020).
Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Bali dr Ketut Suarjaya MPPM mengatakan, hasil uji laboratorium (swap kerongkongan dan rongga hidung) negatif alias tidak terjangkit virus corona.
"Hasil lab semuanya negatif. Kedua pasien diperbolehkan pulang hari ini," ujarnya, Sabtu (25/1/2020).
Kedua pasien asal China itu kakak beradik masing-masing berusia 3,5 dan 6 tahun.
Sebelumnya pada Jumat (24/1/2020), seorang pria dewasa asal Meksiko yang tinggal lama di China sudah terlebih dulu diizinkan pulang dari RSUP Sanglah karena hasilnya negatif.
Ketiga pasien ini dicurigai suspect virus corona setelah mengalami demam, panas dan batuk.
Suarjana mengimbau masyarakat apabila mendapati seseorang dengan gejala demam, panas dan batuk agar segera mengakses tempat pelayanan kesehatan terdekat.
Di Bali penyebaran virus berbahaya ini mendapat atensi khusus setelah tiga turis diduga terjangkit.
Baca: 12 Negara Positif Diserang Virus Corona, Kemenkes: Belum Ada Kasus yang Masuk di Indoensia
Baca: POPULER: Mahfud MD Tolak Tawaran Kerjasama dari Amerika untuk Hindari Perang dengan China
Mereka sempat dirawat intensif dan ditempatkan di ruang isolasi sal Nusa Indah RSUP Sanglah, Denpasar.
Pemerintah Provinsi (Pemprov) Bali mengeluarkan Surat Edaran untuk mengantisipasi dan mencegah meluasnya penyebaran kasus penyakit Pneumonia yang disebabkan virus corona.
Pemprov melalui Dinas Kesehatan sudah menyiagakan 5 ribu obat tamiflu bila kasus pneumonia atau flu Wuhan ini mewabah di Pulau Dewata.
Korban Tewas Bertambah
Virus corona terus membawa korban nyawa. Kali ini seorang dokter di sebuah rumah sakit di Provinsi Hubei, China, yang menjadi pusat wabah, dilaporkan meninggal akibat virus tersebut.
Pemerintah China melaporkan, saat ini korban meninggal bertambah jadi 41 orang dari semula 26 orang.