Kata Dokter Boyke Soal Pejabat KPAI yang Sebut Hamil di Kolam Renang, Mungkin Kurang Pendidikan Seks
Pernyataan kontroversial mengenai kehamilan di kolam renang oleh seorang komisioner KPAI, direspon pakar seks Dokter Boyke.
Editor: Anita K Wardhani
TRIBUNNEWS.COM - Pendidikan seks sepertinya masih dianggap tabu di Indonesia.
Padahal, pada kenyataannya pendidikan seks sangatlah penting.
Apalagi dengan maraknya kasus pelecehan seksual di negara ini.
Pendidikan seks juga seharusnya diberikan sejak dini.
Hal ini bertujuan utuk melindungi anak-anak dari kejahatan seksual yang kadang tidak disadari.
Minimnya pendidikan seks di Indonesia telah membuat banyak pemikiran salah kaprah.
"Saya sering mendapatkan anggapan keliru misalnya, saya ketemu remaja-remaja yang hamil.
'Dokter kok masih hamil juga? Padahal kan saya setelah melakukan hubungan (sex) saya loncat-loncat, squat jump supaya turun spermanya'. Nah, itu kan salah!" ungkap dokter Boyke Dian Nugraha.
Pemikiran-pemikiran yang seperti inilah yang harus dibenarkan.
Baca: KPAI Bentuk Dewan Etik Periksa Sitti Hikmawatty Terkait Pernyataan Perempuan Berenang Bisa Hamil
Baca: Tuai Kontroversi, Ini 5 Fakta Sosok Sitti Hikmawatty Komisioner KPAI, Lulusan Bidang Gizi
Pasalnya, meski sudah melakukan squat jump ataupun melompat-lompat, tetap akan adanya kemungkinan untuk hamil.
Apalagi dengan pernyataan kontroversial mengenai kehamilan di kolam renang oleh seorang komisioner KPAI, rasa-rasanya pendidikan seks memang sangat dibutuhkan.
"Bayangkan, orang sekelas pejabat bisa mengatakan demikian (hamil di kolam), mungkin juga mereka kurang pendidikan seks di masa kecil," ungkap dokter Boyke.
"Mitos-mitos seperti itu lah yang harus diluruskan," tambahnya.
Menurutnya, banyak sekali mitos tentang seks yang salah kaprah.