Imbas Lockdown, Pasien Kemoterapi Kanker Pilih Lanjutkan Pengobatan di Dalam Negeri
Imbas lockdown sejumlah negara, pasien Indonesia yang biasa jalani proses pengobatan di luar negeri, meneruskannya di dalam negeri.
Penulis: Eko Sutriyanto
Editor: Willem Jonata
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Eko Sutriyanto
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Imbas lockdown sejumlah negara, membuat jumlah pasien asal Indonesia yang biasa menjalani proses pengobatan di luar negeri memutuskan meneruskannya di dalam negeri.
Pandemi virus corona (COVID-19) berhasil mengubah pendapat pasien yang sebelumnya memilih pengobatan di luar negeri untuk mengakui mutu dan kualitas rumah sakit dalam negeri yang tidak kalah dengan rumah sakit di negeri tetangga.
Salah satunya adalah Joshua Timoti (22) memilih menjalani proses kemoterapi di MRCCC Siloam Hospitals Semanggi.
Joshua sebelumnya menjalani pengobatan di salah satu rumah sakit di Malaysia namun di masa lockdown ini mau tidak mau harus melanjutkan proses kemoterapinya di rumah sakit dalam negeri.
"Sebelumnya ada keluarga kami yang terkena kanker dan berobat di rumah sakit lain di Indonesia, namun memiliki pengalaman buruk sehingga saya memilih berobat di Malaysia. Namun, karena lockdown wabah corona, saya melanjutkan pengobatan di Jakarta,” kata Joshua.
Baca: Mengatasi Bau Mulut Saat Jalani Ibadah Puasa
Baca: Hindari Stres, Mikha Tambayong Selalu Cari Kegiatan Menyenangkan di Rumah Saja
Pengalaman pertama menjalani perawatan di dalam negeri ini, khususnya di MRCCC Siloam Hospitals Semanggi, membuka mata Joshua pelayanan rumah sakit di Indonesia tidak kalah.
“Bahkan dari segi biaya juga lebih murah 30 hingga 40 persen belum lagi biaya akomodasi," ujar Joshua.
Head of Business Development Siloam Hospitals, Firdaus Halim mengakui, jumlah pasien kemoterapi memang mengalami kenaikan yang cukup signifikan belakangan ini.
Baca: Manfaat Terapi Musik untuk Kesehatan Mental
Biasaya rumah sakit hanya melayani 200 pasien kemoterapi per bulan, sedangkan sejak Maret 2020 atau semasa pandemi covid-19, pasien bertambah menjadi 300 orang, belum termasuk pasien rawat inap yang juga harus menjalani kemoterapi.
Menurut Firdaus, meski biaya kemoterapi bervariasi berdasarkan obat, tetapi untuk biaya yang harus dikeluarkan pasien sudah pasti menjadi lebih hemat ketimbang pasien harus menjalani proses kemoterapi di luar negeri.