Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun Kesehatan

Keluhan Jelang Menstruasi Bikin Susah Tidur, Bagaimana Mengatasinya?

Jelang menstruasi sebagian wanita biasanya mengalami keluhan yang disebut sindrom prahaid.

Editor: Willem Jonata
zoom-in Keluhan Jelang Menstruasi Bikin Susah Tidur, Bagaimana Mengatasinya?
TRIBUN JATENG/TRIBUN JATENG/HERMAWAN HANDAKA
Nyeri haid, di dalam dunia medis disebut dismenore adalah keluhan umum yang kerap dialami wanita saat haid. Nyeri biasanya muncul pada awal masa menstruasi, tepatnya di perut bagian bawah. Nyeri ini bisa terasa ringan dan sangat mengganggu, hingga terasa berat dan tidak tertahankan sampai mengganggu aktivitas sehari-hari. Gejala dismenore yang sering muncul di antaranya kram atau nyeri perut bagian bawah, nyeri di punggung bawah, naik turunnya mood, pegal-pegal pada kaki, paha bagian dalam terasa ditarik, diare, mual, muntah, pusing, dan sakit kepala. Untuk mengatasi ketidaknyamanan tersebut, ada beberapa cara mudah yang bisa kamu lakukan seperti perbanyak minum air putih hangat atau minum jamu kunir asam, kompres air hangat bagian yang kram dan konsumsi obat pereda nyeri. (Tribun Jateng/ Hermawan Handaka) 

TRIBUNNEWS.COM - Jelang menstruasi sebagian wanita biasanya mengalami keluhan yang disebut sindrom prahaid.

Apa saja keluhannya? Macam-macam. Misal muncul jerawat, rasa nyeri di dada, sakit perut, kembung, hingga sakit kepala.

Selain perubahan kondisi fisik, banyak wanita yang tiba-tiba jadi susah tidur ketika akan haid atau menstruasi.

Fenomena ini, dijelaskan oleh pakar tidur Michael Breus, PhD, ABSM, dikutip dari WebMD, akibat naik turunnya hormon estrogen dan progesteron yang meregulasi siklus menstruasi bisa memengaruhi kemampuan wanita untuk tidur dan kualitas tidurnya.

Baca juga: Rasa Nyeri Saat Menstruasi Bikin Tak Nyaman, Atasi dengan Konsumsi Makanan Sehat Ini

Untuk diketahui, siklus menstruasi wanita dibagi menjadi dua fase, pertama adalah fase folikuler yang dimulai dari hari pertama menstruasi hingga ovulasi. Fase kedua adalah luteal yang dimulai setelah ovulasi.

Pada fase folikuler, tingkat hormon estrogen terus meningkat hingga mencapai ovulasi. Breus berkata bahwa estrogen ini seperti suplemen energi.

Akibatnya, ketika ovulasi terjadi, biasanya sekitar hari ke-14, estrogen tiba-tiba meningkat drastis dan menyebabkan gangguan tidur pada wanita.

BERITA REKOMENDASI

Sebaliknya, pada fase luteal atau setelah ovulasi, hormon progesteronlah yang terus meningkat, dan hormon ini membuat kita merasa mengantuk.

Kemudian, beberapa hari ketika akan menstruasi hormon estrogen dan progesteron turun drastis.

Penurunan drastis inilah yang bisa membuat wanita tiba-tiba mengalami insomnia atau susah tidur.

Untungnya, gangguan tidur akibat siklus menstruasi bisa ditangani dengan mudah.

Kathryn Lee, RN, PhD, pakar tidur wanita di San Francisco School of Nursing berkata bahwa ada dua hal yang dapat kita lakukan untuk membantu mengurangi efek hormon estrogen dan progesteron pada tidur.

1. Perbanyak olahraga

Olahraga membantu meningkatkan kemungkinan kita mencapai tahap tidur yang lebih dalam (deep sleep).

Ini merupakan jenis tidur di mana hormon pertumbuhan yang dibutuhkan untuk memperbaiki dan meregenerasi sel dihasilkan oleh tubuh.

2. Hindari alkohol

Walaupun meminum sedikit alkohol pada malam hari dapat menyebabkan rasa kantuk, sebetulnya bisa membuat kita lebih mudah terbangun dan meningkatkan risiko tidur yang terganggu. 

Artikel ini sudah tayang di gridhealth.id dengan judul Susah Tidur Jadi Keluhan Menjelang Haid, Ternyata Ini Penyebabnya
 

Sumber: Grid.ID
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas