Bahaya, Jangan Abaikan Diabates Gestasional saat Hamil
Jangan anggap sepele, dalam jangka panjang, diabates gestasional bisa meningkatkan risiko ibu mengalami diabetes melitus tipe 2 di kemudian hari.
Editor: Theresia Felisiani
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Kehamilan yang sehat tentunya jadi dambaan para ibu.
Namun, risiko terjadinya penyakit saat hamil juga tidak bisa dihindarkan.
Akibat hormonal dan adanya perubahan gaya hidup saat hamil, para ibu bisa menderita diabetes gestasional.
Diabetes ini terjadi saat sedang hamil saja.
Namun jika dibiarkan tanpa pengobatan, tidak hanya menyebabkan masalah pada ibu dan bayinya, juga menyebabkan diabetes menjadi menetap walaupun tidak hamil.
Jika ditangani dengan baik dan cepat dapat sembuh total setelah melahirkan.
Baca juga: Dua Penyebab Utama Diabetes : Obesitas dan Kurang Aktivitas Fisik
Diabetes gestasional merupakan satu di antara permasalahan yang cukup umum terjadi selama kehamilan.
Kondisi ini memengaruhi sekitar 14 persen dari seluruh kehamilan dengan jumlah yang lebih tinggi pada ibu hamil di Asia Tenggara, yakni mencapai sekitar 24,2 persen, sementara Afrika 10,5 persen.
Risiko pun akan semakin meningkat jika mereka memiliki faktor risiko adanya riwayat diabetes, berat badan berlebih, atau hamil di usia lebih dari 30 tahun.
Sayangnya, berdasarkan survei yang telah dilakukan oleh Teman Bumil dan Populix terhadap 256 responden wanita di Indonesia, masih terdapat sekitar 25 persen di antaranya yang justru belum pernah mendengar dan mengetahui kondisi ini.
Hal tersebut umumnya terjadi karena tidak adanya teman atau keluarga yang mengalaminya.
Dari 42 responden yang merasa kurang memperoleh informasi mengenai diabetes gestasional, setengah di antaranya mengaku tidak pernah bertanya secara langsung kepada petugas kesehatan mengenai kondisi tersebut.
Alasannya, durasi waktu konsultasi yang sedikit dan beberapa tenaga kesehatan yang tidak begitu informatif.
Padahal diabates gestasional tidak bisa diabaikan, mengingat dampaknya yang besar.