Mengenal Gejala yang Dialami Penderita Bruxism: Atrisi, Abfraksi Hingga Fraktur Kit
Biasanya akan ada pengikisan (atrisi) pada permukaan gigi geligi, baik itu pada rahang atas maupun bawah.
Penulis: Fitri Wulandari
Editor: Dewi Agustina
"Kebetulan dalam bahasa yang sering kami pakai atau bahasa medis adalah Bruxism atau disebutkan juga sebagai Bruksisme," papar drg Anastasia.
Ia menyebut kondisi seperti ini merupakan suatu gangguan yang dipicu beberapa faktor.
Baca juga: Ibu Hamil Jangan Malas Gosok Gigi, Bayi Bisa Lahir Prematur
Baca juga: Apa Itu Autocannibalism? Kebiasaan Menggigit Kuku Termasuk Jenis Autocannibalism, Ini Penyebabnya
"Itu adalah gangguan komponen sistem pengunyahan akibat aktivitas parafungsional dari area pengunyahan kita, dari gigi dan mulut kita, dari fungsi normalnya," tutur drg Anastasia.
Menurutnya, kasus dengan kondisi seperti ini banyak dialami masyarakat.
Namun diantara mereka, sebagian besar tidak menyadarinya karena biasanya kebiasaan ini dilakukan saat penderita sedang tidur.
"Nah kasus ini banyak dialami, tetapi biasanya yang menyadarinya atau mengetahuinya adalah bukan sang penderita. Karena sebagian besar dilakukan pada saat penderita itu tidur," drg Anastasia.
Bruxism ini, kata dia, terbagi menjadi dua tipe yakni Nocturnal Bruxism dan Diurnal Bruxism.
Untuk mereka yang merupakan penderita Nocturnal Bruxism, biasanya tidak menyadari hal tersebut.
Karena saat mereka melakukan gemeretak gigi itu, kondisi mereka sedang tidak sadar atau tertidur.
"Ada yang dilakukan pada malam hari atau dalam kondisi tidur, ini Nocturnal Bruxism yang biasanya tidak disadari oleh penderitanya," papar drg Anastasia.
Sedangkan tipe lainnya yakni Diurnal Bruxism, cenderung lebih mudah dan cepat disadari.
Hal itu karena penderita diurnal bruxism merasakan hal ini di siang hari, terkadang reaksi lingkungan sekitar yang membuat mereka tersadar bahwa mereka tengah mengalami Diurnal Bruxism.
"Sebagian dilakukan pada siang hari atau Diurnal Bruxism, yang mana pada kejadian ini sang penderita umumnya lebih cepat menyadarinya. Reaksi sekitar biasanya lebih cepat dan kemudian sang penderita menyadarinya dengan sendiri," pungkas drg Anastasia.