Penderita Diabetes Rentan Alami Neuropati, Ini yang Harus Diwanti-wanti Saat Puasa di Bulan Ramadan
Yang jadi soal, selama Ramadan, banyak hidangan makanan manis dan berminyak yang sebetulnya pantang disantap penderita diabetes.
Editor: Willem Jonata
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Aisyah Nursyamsi
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA- Bagi penderita diabetes banyak hal yang perlu diperhatikan selama menjalani ibadah puasa di bulan Ramadan. Satu di antaranya yaitu makanan.
Bagi penderita diabetes, penting untuk menentukan jenis makanan, jumlah dan jadwal saat berbuka.
Sebab, yang jadi soal, selama Ramadan, banyak hidangan makanan manis dan berminyak yang sebetulnya pantang disantap penderita diabetes.
Khawatir kadar gula tidak lagi terkontrol secara baik, maka penting memperhatikan tiga hal di atas.
Menurut dr Adeputri Tanesha Idhayu, Sp. PD, penderita diabetes berisiko terkena serangan neuropati selama berpuasa, di mana terjadinya komplikasi yang menyebabkan tangan atau kaki mengalami lemah, nyeri atau mati rasa akibat kerusakan syaraf.
Baca juga: Memilih Alas Kaki yang Tepat untuk Penderita Diabetes
Baca juga: Perempuan Penderita Diabetes Boleh Hamil, Tapi Ada Syaratnya, Simak Penjelasan Dokter
Selain makanan yang tidak terkontrol, dr Ade mengungkapkan ada kebiasaan buruk yang kerap dilakukan penderita diabetes.
Saat berpuasa, pasien meninggalkan konsumsi obat dan insulin karena merasa kadar gula telah terkontrol.
"Saat berbuka mengonsumsi berbagai makanan manis. Kurang bisa mengontrol diri sehingga kadargula darah tinggi. Maka akan merasakan nyeri dan kram lebih berat," katanya dalam live streaming Radio Kesehatan, Selasa (20/4/2021).
Oleh karena itu dr Ade memberikan Untuk mengurangi rasa kram, nyeri atau kesemutan yang disebabkan oleh neuropati. Selain tetap konsumsi obat-obatan dan vitamin syaraf, perlu untuk melakukan senam kaki.
Untuk dosis insulin dan obat-obatan yang diminum menurut dr Ade memang memiliki perbedaan dari hari biasanya.
Obat yang dikonsumsi pagi dialihkan ke sore hari saat berbuka. Sedangkan obat yang diminum sore dialihkan saat sahur. Sedangkan untuk dosis juga ada diubah.
"Kebutuhan dosis saat sahur dikurangi 20-50 persen dari dosis sebelumnya. Kalau masih ragu, langsung konsultasikan pada dokter," katanya lagi.
Karena, salah pemberian dosis obat pada bulan ramadan dapat beresiko gula darah mengalami penurunan atau sebaliknya.