Bayi dengan Kelainan Bawaan Berisiko Weight Faltering
Anak punya penyakit bawaan, kemungkinan menjadi weight fatles lebih besar dibandingkan anak-anak tanpa mengalami penyakit bawaan.
Penulis: Aisyah Nursyamsi
Editor: Willem Jonata
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Aisyah Nursyamsi
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Sudah menjadi keharusan bagi orangtua untuk memastikan anak mendapatkan asupan gizi yang terbaik.
Jika tidak, nantinya banyak gangguan pertumbuhan yang dihadapi anak. Misalnya weight faltering.
Weight faltering adalah kondisi pertumbuhan anak tidak optimal karena berat badan jauh dari ideal.
Hal ini diungkapkan oleh dr Novitria Dwinanda, Sp A., ada siaran Radio Kesehatan, Kamis (5/8/2021).
"Kenaikan berat badan anak setiap usia selalu beda-beda. Oleh kemenkes sudah dipermudah dengan buku Kartu Menuju Sehat (KMS)."
Baca juga: Cegah Obesitas pada Anak, Ini 5 Hal yang Harus Diketahui Orangtua
"Di sana sudah tersedia berat minimal setiap bulan sehingga orangtua bisa mengetahui naiknya bagus atau tidak," ungkap dr Novrita.
Di sisi lain, bayi yang mempunyai kelainan bawaan sejak lahir dapat berisiko mengalami weight faltering.
Dr Novitria pun mencontohkan pada bayi yang lahir dengan gangguan jantung.
Pada anak miliki penyakit jantung, ada dua hal yang akan menjadi penyebab munculnya weight faltering, yaitu faktor input dan output.
Input yang kurang bisa diasumsikan dengan asupan sedangkan output berasal dari infeksi atau penyakit kelainan bawaan.
"Input menjadi kurang, anak dengan penyakit jantung bawaan misalnya, tentu minum susu daya hisap ASI tidak sekuat anak yang tidak memiliki kelainan jantung. Sehingga supan menjadi tidak sesuai," katanya lagi.
Selain itu di sisi output, anak dengan komorbid memiliki metabolisme yang berbeda dengan anak yang tidak memiliki kelainan bawaan.
"Apabila anak punya penyakit bawaan, kemungkinan menjadi weight fatles lebih besar dibandingkan anak-anak tanpa mengalami penyakit bawaan," pungkasnya.