Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun Kesehatan

Gaya Hidup Tidak Sehat Tingkatkan Risiko Pria Terkena Kanker Prostat

Kanker prostat memang dapat dialami seseorang karena faktor usia, ras, riwayat keluarga, perubahan gen, serta sindrom metabolik seperti diabetes.

Penulis: Fitri Wulandari
Editor: Choirul Arifin
zoom-in Gaya Hidup Tidak Sehat Tingkatkan Risiko Pria Terkena Kanker Prostat
Tribunnews/Fitri
dr. Agus Rizal Ardy Hariandy Hamid, Sp. U (K) Ph.D 

Laporan Wartawan Tribunnews, Fitri Wulandari

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Munculnya penyakit kanker prostat pada laki-laki ternyata tidak hanya disebabkan oleh faktor usia, perubahan gen serta riwayat keluarga saja, namun juga dipengaruhi gaya hidup tidak sehat.

Ketua Prostate Cancer Awareness Month, dr. Agus Rizal Ardy Hariandy Hamid, Sp. U (K) Ph.D., mengatakan, kanker prostat memang dapat dialami seseorang karena faktor usia, ras, riwayat keluarga, perubahan gen, serta sindrom metabolik seperti diabetes, kolesterol dan obesitas.

Namun perlu dipahami pula, kemunculan kanker ini juga dapat dipicu gaya hidup yang buruk.

Laki-laki yang memiliki kebiasaan merokok, melakukan diet yang tidak sehat serta jarang berolahraga, berisiko tinggi terkena penyakit ini.

"Gaya hidup yang tidak sehat seperti kebiasaan merokok, pola diet yang tidak baik serta kurangnya seseorang dalam berolahraga dapat meningkatkan risiko terkena kanker prostat pada pria," ujar dr. Agus Rizal, dalam virtual media briefing bertajuk 'Kenali Prostatmu: Pentingnya Deteksi Dini dan Penanganan Kanker Prostat pada Orang Dewasa', Senin (6/9/2021).

Baca juga: Deteksi Dini Kanker Prostat Bisa Tingkatkan Harapan Hidup Pasien

Sementara itu, Kepala Departemen Urologi FKUI-RSCM, Dr. dr. Irfan Wahyudi, Sp.U (K) mengatakan bahwa mayoritas pasien yang mendatangi fasilitas layanan kesehatan (fasyankes) seperti rumah sakit, didiagnosis telah memasuki stadium lanjut.

Baca juga: Sulit Dideteksi Dini, Kenali Jenis Kanker Paru dan Gejala yang Menyertainya

BERITA REKOMENDASI

Ini karena belum optimalnya sistem deteksi dini terkait kasus kanker prostat di Indonesia.

"Salah satu tahapan penting dalam memulai tata laksana kanker prostat adalah deteksi dini dan ini harus dilakukan sesegera mungkin," kata Dr. Irfan.

Baca juga: 7 Manfaat Beras Merah untuk Kesehatan: Dapat Mengontrol Diabetes

Padahal pendeteksian dini penyakit ini sangat diperlukan agar semakin tinggi harapan hidup pada pasien.

"Pasien kanker prostat yang didiagnosis dan ditatalaksana pada stadium dini, ternyata memiliki angka harapan hidup selama 10 tahun mencapai di atas 90 persen. Angka ini akan menurun sampai menjadi 50 persen apabila ditemukan pada stadium lanjut," jelas Dr. Irfan.

Sementara itu Di Indonesia, saat ini terdapat cukup banyak angka kejadian kasus kanker prostat baru yang justru ditemukan dalam stadium lanjut.


"Oleh karena itu, perlu dilakukan upaya program deteksi dini yang lebih baik dan efisien," papar Dr. Irfan.

Dr. Irfan kembali menekankan bahwa ada beberapa publikasi yang menunjukkan bahwa mayoritas pasien yang terdiagnosa penyakit itu berada pada rentang usia 60 hingga 79 tahun serta telah memasuki stadium lanjut.

"Tercatat, menurut beberapa publikasi terakhir menunjukkan kebanyakan pasien datang pada saat stadium 4, kebanyakan dari mereka datang atau terdiagnosa pada usia 60 sampai 79 tahun," pungkas Dr. Irfan.

Kanker prostat merupakan penyakit kanker kedua terbanyak yang dialami oleh kaum laki-laki di dunia, hal ini didasarkan pada data dari World Cancer Research Fund pada 2018 lalu.

Sehingga penting bagi masyarakat, khususnya laki-laki untuk meningkatkan kepedulian mereka terhadap kesehatan prostat melalui deteksi dini.

Terkait pentingnya edukasi mengenai kanker prostat ini, Prostate Cancer Awareness Month dari FKUI-RSCM-RSUI dan PT Astellas pun menginisiasi gerakan #kenaliprostatmu agar bisa membuat para laki-laki lebih memahami betapa pentingnya menjaga kesehatan prostat mereka.

Menurut data dari Global Burden of Cancer (GLOBOCAN) pada 2020, para penderita kanker prostat umumnya datang ke fasyankes dalam kondisi stadium lanjut.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas