Cara Agar Mental Tetap Sehat di Masa Pandemi
Menjaga kesehatan mental dan fisik sama pentingnya. Sayangnya, literasi kesehatan mental di kalangan anak muda masih rendah.
Penulis: Rina Ayu Panca Rini
Editor: Willem Jonata
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Rina Ayu
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Hari Kesehatan Mental Sedunia diperingati setiap tahun pada 10 Oktober.
Secara global, pandemi Covid-19 juga berdampak besar pada kesehatan mental.
Menjaga kesehatan mental dan fisik sama pentingnya. Sayangnya, literasi kesehatan mental di kalangan anak muda masih rendah.
Ada banyak cara sehat yang bisa dipraktikkan dengan mudah agar mental tetap sehat seperti dikutip dari website Covid19.go.id.
Misalnya membatasi diri dari mengonsumsi berbagai berita ataupun informasi yang ada di media sosial untuk sementara waktu.
Baca juga: Kampanye Self-Love untuk Jaga Kesehatan Mental saat Pandemi
Baca juga: 6 Tips Menjaga Kesehatan Mental bagi Remaja: Peduli dengan Diri Sendiri
Atau melakukan meditasi, mengonsumsi makanan yang sehat dan seimbang, berolahraga secara teratur, dan memastikan kita tidur yang cukup setiap harinya.
Meminta rekomendasi dari tenaga kesehatan untuk melakukan tindakan pencegahan atau perawatan kesehatan secara rutin juga dapat dilakukan.
Selain itu menghindari alkohol, tembakau, dan penggunaan zat secara berlebihan.
Baca juga: Hari Kesehatan Mental Sedunia 10 Oktober: Sejarah, Daftar Tema, dan Ulasan Selengkapnya
Luangkan waktu untuk bersantai dan melakukan aktivitas lain yang disukai, jalin komunikasi dengan keluarga dan sahabat.
Kemudian bicarakan kekhawatiran dan perasaan diri pada orang yang dipercaya, dan tetap terhubung dengan komunitas atau organisasi berbasis agama atau kepercayaan adalah cara lain yang bisa dilakukan.
Pendiri KALBU (platform online untuk kesehatan mental masyarakat) Iman Hanggautomo menjelaskan, di
Indonesia terdapat beberapa kelompok yang dinilai rentan terhadap dampak pandemi dari sisi kesehatan mental.
Di antaranya, kelompok usia dini seperti anak dan remaja, kalangan pekerja terutama mereka yang kehilangan pekerjaan atau berkurang penghasilannya, serta orang tua dan pasangan yang diharuskan terlalu sering bersama karena adanya pembatasan kegiatan.
“Kesehatan mental sama pentingnya dengan kesehatan fisik. Keluhan kesehatan mental bahkan dapat memicu munculnya masalah pada kesehatan fisik."
"Seperti halnya fisik yang sakit harus diobati, maka mental yang sakit juga harus mendapatkan penanganan dari para ahlinya. Misalnya, melalui konsultasi dan terapi,” tegas Imam.