Jadi Pemicu Kematian Tertinggi, PERKI Banten Tulis Buku 70 Mitos dan Hoax Seputar Penyakit Jantung
Berkembangnya hoax atau informasi palsu dan mitos di masyarakat ikut membuat orang semakin takut jika mendengar penyakit jantung ini
Penulis: Choirul Arifin
Editor: Eko Sutriyanto
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Choirul Arifin
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Ancaman penyakit jantung perlu diwaspadai sejak dini dan dicegah dengan gaya hidup lebih sehat, lantaran hingga saat ini penyakit ini masih menjadi penyebab kematian di dunia, bahkan di Indonesia.
Ahli penyakit jantung Dr. Eko Saputra MBiomed SpJP membenarkan, penyakit jantung sampai saat ini masih menjadi penyebab tertinggi angka kematian di dunia termasuk di Indonesia.
"Hal ini menyebabkan penyakit jantung menjadi momok di masyarakat sehingga saat mendengar penyakit jantung maka bayangan pertama yang terlintas adalah kematian," ujar dr Eko Saputro dalam konferensi pers The 20th Annual Progress in Cardiovascular Disease (APICD) 2021 yang diselenggarakan Perhimpunan Dokter Spesialis Kardiovaskular Indonesia (PERKI) Banten di Mega Kuningan, Jakarta, Sabtu (6/11/2021).
Berkembangnya hoax atau informasi palsu dan mitos di masyarakat ikut membuat orang semakin takut jika mendengar penyakit jantung ini.
Ketua PERKI Banten dr Roy Christian SpJP FIHA menambahkan, penderita penyakit kardiovaskular masih tinggi di Indonesia. Hal itu mendorong para praktisi kesehatan merangkum beberapa hal yang berkaitan dengan penyakit jantung.
Baca juga: Jangan Dianggap Sepele, Diare Bisa Jadi Tanda Munculnya Penyakit Lain
"Kardiovaskular ini masih juara angka kesakitan dan kematian. sehingga untuk masyarakat kami persembahkan buku 70 mitos dan fakta mengenai penyakit jantung," kata dr Roy.
Buku ini diharapan bisa digunakan untuk menangkal atau mengklarifikasi informasi hoax atau mitos tersebut.
Buku berjudul 70 Mitos atau Fakta Seputar Penyakit Jantung ini ditulis oleh 70 dokter dokter spesialis jantung yang bergabung di organisasi PERKI BANTEN.
Ada 70 materi yang dikupas secara tuntas dalam buku ini. Antara lain, apakah durian dapat menaikkan tekanan darah, ketumbar dapat menurunkan kolesterol, minum obat jantung menyebabkan kerusakan ginjal dan lain-lain.
Dengan adanya buku ini diharapkan mampu mencerdaskan masyarakat Indonesia untuk menangkal berbagai hoax tersebut.
APiCD 2021 merupakan rangkaian kegiatan ilmiah tahunan yang diselenggarakan oleh PERKI Banten diselenggarakan pada tanggal 6-7 dan 13-14 November 2021 bekerjasama dengan Alomedika dan Pengelolaan Nama Domain Internet Indonesia (PANDI).
Menurut dr Eko Saputro, APICD selama ini rutin diselenggarakan setiap tahun hingga memasuki penyelenggaraan yang ke 20 tahun ini.
Tahun ini APICD dilaksanakan secara online bekerja sama dengan platform Alomedika dan hal ini tentunya menjadi keuntungan tersendiri karena dokter dan tenaga kesehatan lainnya dari seluruh Indonesia bisa ikut berpartisipasi dalam seminar ini tidak terbatas di lingkungan Provinsi Banten saja.
Rangkaian acara APICD ini meliputi Press Conference, Simposium, Workshop, Lomba Poster, Lomba Video Edukasi Kesehatan Jantung, peluncuran website banten.perki.id dan peluncuran buku serial Gagal Jantung bagi tenaga kesehatan dan buku 70 Mitos Fakta Seputar Penyakit Jantung bagi masyarakat awam.
Penyelenggaran APICD tahun ini tidak hanya ditujukan bagi tenaga kesehatan seperti dokter dan perawat namun juga ditujukan kepada masyarakat luas.
Dokter Roy menambahkan, masyarakat juga bisa mengakses informasi seputar jantung dan pembuluh darah di website banten.perki.id. Juga, Perki Banten menerbitkan buku seri heart failure untuk tenaga kesehatan.
"Dalam acara seminar tahunan ApiCD ini juga para dokter maupun perawat bisa menambah wawasan, skill dan pengetahuan baik untuk pengembangan riset ataupun diaplikasikan ke masyarakat melalui workshop dengan beberapa tema," ujarnya.
WorkshopAPiCD 2021 antara lain mengangkat tema Heart Failure in Emergency Setting, Heart Failure in Pregnancy, When the Valves Make the Heart Failing, ECG in Heart Failure: What to Look For, Anticoagulant in Heart Failure dan Covid-19 and the Heart.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.