Perbedaan HIV dengan AIDS, Virus yang Rusak Sel dan Turunkan Sistem Kekebalan Tubuh Penderita
AIDS berasal dari perkembangan HIV, namun berbeda tingkat dan diagnosis. Berikut ini perbedaan HIV dengan AIDS, fakta, dan perbedaan diagnosis.
Penulis: Yunita Rahmayanti
Editor: Daryono
Selain itu, seorang ibu juga dapat menularkan HIV ke bayi selama masa kehamilan, jika ibu tersebut menderita HIV.
HIV tidak selalu menimbulkan gejala
HIV biasanya menyebabkan gejala seperti flu sekitar dua sampai empat minggu setelah penularan.
Periode waktu ini disebut infeksi akut.
Sistem kekebalan tidak dapat sepenuhnya menghilangkan HIV dan hanya mengendalikan penyebaran untuk waktu yang lama.
PengendalianHIV oleh tubuh dapat berlangsung bertahun-tahun, bahkan penderita mungkin tidak mengalami gejala sama sekali.
Jika seseorang penderita HIV tidak melakukan terapi antiretroviral, maka orang tersebut dapat mengembangkan HIV menjadi AIDS.
Infeksi HIV dapat didiagnosis dengan tes sederhana
Seseorang yang menderita HIV akan menghasilkan sistem kekebalan (antibodi) terhadap virus.
Tes darah atau air liur dapat mendeteksi antibodi tersebut untuk menentukan apakah ada virus.
Diperlukan beberapa minggu setelah penularan agar tes antibodi HIV kembali positif.
Tes lain adalah tes antigen, yaitu mendeteksi protein yang diproduksi oleh virus dan antibodi.
Tes ini dapat mendeteksi HIV hanya beberapa hari setelah infeksi.
Kedua tes tersebut akurat dan mudah dilakukan.
Baca juga: Kemenkes Dorong Orang dengan HIV/AIDS Segera Vaksinasi Covid-19