Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun Kesehatan

Waspadai dan Kenali Siapa Saja yang Berisiko Alami Kebutaan Mendadak

Tidak hanya yang tahu jika defenisi buta menurut Badan Organisasi Kesehatan Dunia atau WHO adalah kemampuan jarak penglihatan yang kurang tiga meter.

Penulis: Aisyah Nursyamsi
Editor: Wahyu Aji
zoom-in Waspadai dan Kenali Siapa Saja yang Berisiko Alami Kebutaan Mendadak
thebodyshop.com
ilustrasi mata sehat 

Laporan Wartawan Tribunnews.com Aisyah Nursyamsi

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Tidak hanya yang tahu jika defenisi buta menurut Badan Organisasi Kesehatan Dunia atau WHO adalah kemampuan jarak penglihatan yang kurang tiga meter. 

Hal ini diungkapkan oleh dokter spesialis mata, dr Surya Utama, Sp.M. Menurut pemaparan dr Surya, orang normal pada umumnya bisa melihat suatu objek dengan jelas hingga 60 meter. 

"Sedangkan jika hanya mampu melihat tiga meter atau kurang, dan lapangan pandangan kurang 10 sederajat itu dikatakan buta," kata dr Surya pada kanal YouTube Halo Awal Bros dikutip Tribunnews, Jumat (13/1/2022).

Karenanya, buta tidak hanya gelap total. Tapi juga penurunan penglihatan sampai sebatas tiga. Selain itu menurut dr Surya, ada yang perlu diwaspadai terkait kesehatan mata yaitu buta mendadak 

Buta mendadak bisa saja terjadi saat bekerja. Tiba-tiba penglihatan mengabur sehingga terasa perubahan. Dari gelap kemudian menjadi gelap total. 

Buta mendadak kata dr Surya tidak mengenal usia. Bisa pada orang muda yang aktif, atau orang lanjut usia. Khawatirnya, buta mendadak bisa saja tanpa kelainan dan selalu nampak sehat.

Baca juga: Terawan Agus Putranto Profesor Kehormatan Universitas Pertahanan

Berita Rekomendasi

Atau bisa juga karena penyakit lain seperti diabetes, hipertensi, gangguan pembuluh darah, ada sampai yang berat misalnya tumor atau pada kepala, sehingga menimbulkan penglihatan mendadak jadi kabur.

"Jadi ada beberapa faktor risiko. Ada penyakit diabetes, hipertensi, minus tinggi, itu menjadi faktor risiko. Kemudian orang-orang dengan gangguan pendarahan, penyakit autoimun, kecelakaan juga bisa saja," kata dr Surya menambahkan.

Terjadinya benturan pada kepala dapat menimbulkan gangguan fungsi dari otak. Misalnya pendarahan di otak sehingga terjadi penekanan di dalam otak yang menganggu penglihatan.

"Kemudian penyakit tertentu pada usia tua. Misalnya migrain, gangguan sakit kepala sebelah. Itu bisa menyebabkan kebutaan mendadak. Karena migrain tadi ada gangguan pada pembuluh darah di otak," papar dr Surya lagi. 

Dan lagi pada orangtua penderita hipertensi dan diabetes, pembuluh darahnya rentan untuk pecah. Karena darah tinggi, kemudian membuat pembuluh darah menipis dan kaku.

Baca juga: VIRAL Wanita di China Ceritakan Bagaimana Ia Terjebak di Rumah Kencan Butanya, Gara-gara Lockdown

"Akhirnya pecah pembuluh darah bisa menyebabkan kebutaan mendadak. Paling sering posisi tidur langsung berdiri, terjadi penekanan ke kepala. Itu bisa pecah pembuluh darahnya," pungkasnya. 

Sumber: https://youtu.be/cB1TYWcQ738

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas