Pemenuhan Gizi Berkualitas Dimulai dari Keluarga, Prof Fika Sebut Pentingnya Asupan Protein Hewani
Pentingnya pemenuhan dan pemberian akses gizi berkualitas kepada masyarakat luas demi menyelamatkan masa depan bangsa, dimulai dari keluarga.
Penulis: Rina Ayu Panca Rini
Editor: Willem Jonata
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Rina Ayu
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA -- Pentingnya pemenuhan dan pemberian akses gizi berkualitas kepada masyarakat luas demi menyelamatkan masa depan bangsa, dimulai dari keluarga.
Global Nutrition Report (GNR) tahun 2020 menunjukkan Indonesia mengalami triple burden masalah gizi, yaitu kekurangan gizi mikro, kekurangan makro, dan gizi lebih. Sementara
Analisis Fill the Nutrient Gap (FNG) yang dirilis pada November 2021 menunjukkan bahwa setidaknya satu dari delapan orang Indonesia tidak mampu membeli makanan yang memenuhi kebutuhan gizi mereka.
Artinya pemenuhan gizi berkualitas dan pemberian akses terhadap gizi baik masih menjadi tantangan yang kita hadapi bersama saat ini.
Baca juga: Presiden Jokowi Minta Angka Stunting Turun 2,7 Persen Per Tahun
Guru besar Bidang Gizi Kesehatan Masyarakat sekaligus wakil ketua Pusat Kajian Gizi dan Kesheatan (PKGK) FKMUI, Prof. Dr. drg Sandra Fikawati, MPH, menyampaikan upaya pencegahan stunting.
Menurut dia, protein hewani mutlak dibutuhkan. Hal ini dikarenakan protein hewani memiliki kandungan asam amino esensial yang lengkap, yang berperan penting dalam proses pertumbuhan anak.
Produk susu merupakan satu protein hewani yang dinilai paling efektif dalam menurunkan risiko stunting, dibanding jenis protein hewani lain seperti telur dan daging.
Meski perlu diingat, asupan protein hewani dan jenis makanan lain yang bervariasi tetap penting untuk dipenuhi.
“Sayangnya saat ini masih banyak stigma di masyarakat yang menganggap susu adalah produk mahal. Padahal sudah banyak produk susu hadir dengan harga terjangkau dan bergizi baik," tambah perempuan yang disapa Prof Fika, dalam acara webinar Hari Gizi Nasional 2022 #MelajuKuatBersama Demi Pemenuhan Gizi Keluarga Indonesia yang Lebih Baik, Selasa (25/1/2022).
Kehadiran susu sebagai satu asupan protein hewani bergizi baik, tentu tak bisa lepas dari peran penting dari para peternak susu sapi perah.
Baca juga: Peringati Hari Gizi Nasional 2022, Kemenkes Imbau Ibu Perhatikan Masalah Stunting & Obesitas Anak
Satu sosok peternak yang bukan hanya berupaya berjuang memenuhi gizi keluarganya, tapi juga keluarga Indonesia adalah Rumini, yang juga merupakan peserta program Kartini Peternak Indonesia binaan FFI.
“Saya berharap, ke depan usaha peternakan ini dapat terus berkembang, sehingga saya dapat terus memberikan gizi yang berkualitas, khususnya kebaikan susu untuk keluarga saya dan keluarga di Indonesia pada umumnya. Oleh karena itu, melalui beternak sapi perah, saya turut berperan dalam meningkatkan status gizi dan menekan angka stunting di Indonesia”, ungkap Rumini.
Di sisi lain, ketersediaan akses bagi produk bergizi memang masih menjadi tantangan tersendiri. Hal ini tak lepas dari kondisi ekonomi dan sosial khususnya bagi kalangan yang kurang mampu.
Menanggapi kondisi ini, sejak 2016 lalu Ir. Irawati Susalit mendirikan Rumah Singgah Sahabat Gizi di wilayah Kampung Sawah, Cilincing, Jakarta Utara.
"Saya berharap kelak akan terbangun masyarakat yang berkualitas dan mampu menciptakan perubahan untuk diri, keluarga dan lingkungan," harap Ira.
Corporate Affairs Director Frisian Flag Indonesia (FFI), Andrew F. Saputro menyampaikan, hari Gizi Nasional menjadi momentum untuk bersama kembali memprioritaskan pemenuhan gizi berkualitas sebagai langkah untuk membangun generasi yang lebih baik.
Karena, kondisi pemenuhan gizi saat ini merupakan refleksi dari kualitas masa depan bangsa kelak. Sebagai perusahaan, FFI percaya, untuk menggerakkan sebuah bangsa, perlu memulai perubahan dari unit terkecil, yaitu keluarga.
"Memasuki 100 tahun kehadirannya di Indonesia, FFI mengajak keluarga Indonesia untuk bergerak maju bersama sesuai dengan peranan dan keahlian masing-masing, melalui peningkatan status dan pemenuhan gizi keluarga Indonesia," kata dia.