Kemenkes Latih 40 Dokter Bedah untuk Kendalikan Robot, Ini Jenis Operasi yang Dilakukan Jarak Jauh
Kemenkes menargetkan sepanjang tahun 2022, sebanyak 40 dokter menjalani pelatihan operasi bedah robotik jarak jauh atau robotic telesurgery.
Penulis: Rina Ayu Panca Rini
Editor: Sanusi
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Rina Ayu
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI menargetkan sepanjang tahun 2022, sebanyak 40 dokter menjalani pelatihan operasi bedah robotik jarak jauh atau robotic telesurgery.
Pelatihannya telah dimulai sejak Maret 2022.
Staf Ahli Menteri Kesehatan Bidang Ketahanan Industri Obat dan Alat Kesehatan Prof. dr. Laksono Trisnantoro mengatakan, operasi tersebut menjadi satu upaya pihaknya dalam memberikan pelayanan kesehatan yang merata di seluruh wilayah Indonesia.
“Ada berbagai cara untuk meratakan pelayanan kesehatan. Jadi penggunaan robotic telesurgery ini adalah salah satu cara yang Kementerian Kesehatan coba lakukan,” katanya dikutip Jumat (1/7/2022).
Baca juga: Komisi III DPR Bakal Bentuk Badan Pengawas Ganja Medis dari Unsur Kemenkes, Kepolisian dan BNN
Prof. Laksono berharap dengan dukungan teknologi ini operasi bedah bisa dilakukan di semua wilayah di Indonesia.
Praktik bedah robotik jarak jauh atau robotic telesurgery posisi operator yang mengendalikan console, berjarak jauh dengan lengan robotik dan pasiennya. Jarak jauh bisa hanya berbeda ruangan di RS yang sama, atau di lokasi RS yang berbeda, bahkan bisa berbeda pulau, negara, maupun benua.
Keuntungan dari telesurgery adalah dokter bedah tidak perlu datang ke daerah terpencil, daerah bencana, atau daerah konflik untuk dapat melakukan pembedahan kompleks yang tidak dapat dilakukan oleh dokter bedah di daerah tersebut.
Baca juga: Kemenkes Kaji Pembukaan Akses Penelitian Ganja untuk Tujuan Medis di Indonesia
Bedah robotik jarak jauh dikendalikan secara remote, posisi dokter bedah sangat ergonomis dan tidak melelahkan. Gerakan instrumen robotik sangat fleksibel, terdapat 7 arah derajat kebebasan gerak.
Jenis operasi yang bisa dilakukan antara lain bedah thoraks (pembedahan jantung dan paru), bedah digestif (kolesistektomi, appendektomi, reseksi kolon, reseksi gaster, pembedahan bariatrik, reseksi pankreas, liver, limpa), bedah urologi (pembedahan pada ginjal, kandung kencing, prostat), ginekologi (myoma uteri, kista ovarium, endometriosis).
Dokter Spesialis Bedah Digestif RS Hasan Sadikin Bandung dr. Reno Budiman mengatakan bedah robotik ini sebetulnya perpanjangan tangan dokter bedah tapi dengan akurasi yang lebih tinggi.
“Jadi karena robotnya itu tidak bergerak sendiri tetap harus ada operator yang mengendalikannya dan itu harus seorang dokter spesialis bedah. Robot ini memiliki gerakan yang lebih akurat dan lebih presisi sehingga pembedahan dilakukan dengan luka sekecil mungkin,” katanya.
Sebagai pilot project, ada dua unit robot bedah jarak jauh dengan merek Sina. Unit ada di RS Hasan Sadikin Bandung, dan RS Sardjito Yogyakarta.
“Proyek Kemenkes ini tidak hanya untuk menyediakan layanan kesehatan tapi juga untuk pendidikan dan pelatihan,” ucap dr. Reno.
Bedah robotik jarak jauh ini merupakan proyek jangka panjang. Roadmap yang dijalankan oleh Kemenkes pada saat ini, lanjutnya, baru dalam tahap pelatihan dokter bedahnya dalam menggunakan simulator. Langkah berikutnya latihan menggunakan hewan percobaan, setelah itu uji kelaikan sambil mengembangkan fasilitas telesurgery nya.
Baca juga: Kemenkes: Ada 70 Kasus Dugaan Hepatitis Akut di Indonesia yang Tersebar di 21 Provinsi
“Jangkauan telesurgery ini tergantung pada kemampuan bandwidth dari telekomunikasinya. Selama bandwidthnya bagus bukan tidak mungkin dokter operasi di Jakarta pasiennya di Indonesia Timur. Syaratnya memang fasilitas bandwidth telekomunikasi yang baik,” kata dr. Reno.
Dikatakan dr. Reno, pembedahan robotik jarak jauh ini bisa dilakukan pada stadium awal penyakit seperti misalkan tumor pada stadium awal bisa dilakukan tapi kalau sudah menyebar itu susah.
Untuk pelatihannya masih menggunakan simulator. 1 dokter dilatih dalam waktu 20 jam, di mana 2 jam per harinya harus menyelesaikan tugas-tugas yang ada di simulator. Ada 14 tugas di mana betul-betul melatih keterampilan tangan dan visual mata dokter.