Laporan Wartawan Tribunnews, Hasiolan Eko Purwanto
 
 
 
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA  - Masih banyak kasus stunting pada anak di Indonesia perlu menjadi perhatian serius pemerintah. Diperlukan pendidikan gizi dan pola asuh yang tepat untuk menangai stunting.

Stunting menjadi satu di antara faktor penghambat anak-anak Indonesia untuk bisa tumbuh dan menggali potensi optimal. Pada anak yang mengalami stunting, pertumbuhan dan perkembangan fisiknya terlihat tidak normal layaknya anak-anak sebayanya.

Satu diantaranya ditandai oleh pertumbuhan tinggi badan yang lambat. Anak yang mengalami stunting dipicu oleh gizi buruk atau yang dikenal sebagai malnutrisi.

Sampai saat ini, stunting masih menjadi salah satu permasalahan yang menjadi perhatian karena dapat menghalangi potensi optimal anak-anak Indonesia.

Prihatin atas kondisi ini, Ikatan Istri Dokter Indonesia (IIDI) Jakarta Timur dan IIDI Jakarta Utara merancang program pencegahan stunting dengan meningkatkan perbaikan gizi ibu, bayi dan anak balita di Rumah Singgah Sahabat Gizi.

Rumah Singgah Sahabat Gizi berlokasi di Kampung Sawah, Cilincing, Jakarta Utara, dan sudah beroperasi sejak 2015.

Kolaborasi terjadi karena adanya kesepahaman program dalam menjalankan kegiatan perbaikan gizi terutama hak anak dalam keluarga.

Baca juga: 40 Persen Kehamilan di Indonesia Tidak Direncanakan Bisa Jadi Pemicu Bayi Lahir Stunting

Hal ini mengingat pentingnya keluarga sebagai fondasi awal dalam pemenuhan dan pemberian akses gizi berkualitas.

Penelitian terbaru South East Asian Nutrition Surveys kedua (SEANUTS II) yang dikeluarkan pada Juni 2022 lalu mendapati prevalensi anak stunted dan anemia, khususnya di antara anak-anak usia di bawah 5 tahun di Indonesia, masih tinggi.

Sebagian anak Indonesia yang menjadi bagian dari penelitian juga menunjukkan masih belum terpenuhinya rata-rata asupan vitamin dan mineral yang direkomendasikan untuk tumbuh kembang yang sehat.

Baca juga: Stunting Bisa Hambat Terwujudnya Generasi Emas 2024

Situasi ini tentunya menunjukkan adanya urgensi yang besar untuk memitigasi permasalahan gizi dengan langkah-langkah kolaboratif dan kebijakan yang strategis.

Tujuannya untuk memberikan anak-anak Indonesia akses yang lebih besar terhadap gizi yang lebih baik dan menurunkan angka malnutrisi serta permasalahan gizi anak lainnya.

Ir. Irawati Susalit sebagai pendiri Rumah Singgah Sahabat Gizi di wilayah Kampung Sawah, Cilincing, Jakarta Utara mengatakan bahwa kolaborasi ini didasari oleh fakta bahwa keterbatasan ekonomi membuat sebagian kalangan belum memprioritaskan pemenuhan gizi berkualitas bagi anak dan keluarga mereka.

Baca juga: Pentingnya Edukasi Seputar Nutrisi Bagi Orangtua Guna Cegah Stunting pada Anak

Mengutip dari laporan Fill the Nutrient Gap (FNG) yang dirilis pada November 2021lalu, setidaknya satu dari delapan orang Indonesia tidak mampu membeli makanan yang memenuhi kebutuhan gizi mereka.