Dampak Makan Daging Merah Berlebihan bagi Tubuh, Sembelit hingga Kolesterol
Protein merupakan nutrisi penting untuk tubuh dalam pemenuhan kalori, memperbaiki sel-sel rusak, dan meningkatkan daya tahan tubuh.
Penulis: Rina Ayu Panca Rini
Editor: Anita K Wardhani
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Rina Ayu
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA -- Protein merupakan nutrisi penting untuk tubuh dalam pemenuhan kalori, memperbaiki sel-sel rusak, dan meningkatkan daya tahan tubuh.
Namun, konsumsi yang dilakukan secara berlebihan dapat berdampak buruk bagi kesehatan, termasuk dalam mengonsumsi protein hewani yang berasal dari daging merah seperti daging kambing maupun sapi.
Adapun kebutuhan asupan protein dalam sehari sekitar 2 porsi atau setara dengan 100 gram.
Baca juga: Upaya Turunkan Stunting di Indonesia, Mulai dengan Pemberian TTD dan Makanan Tambahan Protein Hewani
Protein tersebut bisa didapat dari sumber hewani seperti daging merah, ikan, susu, keju, dan telur serta sumber hewani dari tanaman kacang-kacangan.
Ahli Gizi dari Fakultas Kedokteran Universitas Gadjah Mada (FK UGM), Dr. Susetyowati, DCN., M.Kes., menyampaikan, konsumsi protein yang berlebih berisiko menyebabkan gangguan lemak dalam darah atau dislipidemia.
“Direkomendasikan konsumsi protein dalam sehari sekitar 50-100 gram, jangan sampai berlebih karena bisa mengakibatkan dislipidemia,” tegasnya seperti dikutip dari laman UGM, Sabtu (13/8/2022).
Kecenderungan untuk mengonsumsi daging sapi dan kambing dalam jumlah besar banyak perlu diwaspadai terutama bagi yang memiliki persoalan kolesterol.
Pasalnya, makan daging merah dalam porsi berlebih dapat meningkatkan kadar kolesterol tubuh.
Baca juga: Resep Lapis Daging, Menu Olahan Daging yang Enak dan Nikmat
Namun begitu, pada orang yang tidak memiliki masalah kolesterol pun harus tetap menjaga asupan daging merah karena konsumsi berlebih bisa menyebabkan masalah pencernaan seperti sembelit.
“Dalam jangka panjang bisa meningkatkan risiko hipertensi yang menjadi faktor pemicu terjadinya penyempitan pembuluh darah, penyakit jantung, diabetes dan penyakit lainnya,”ungkapnya.
Susetyowati menyebutkan bahwa kandungan protein dan kolesterol yang dimiliki semua hewan kurban tidak jauh berbeda. Namun, terdapat mitos yang terlanjur berkembang di masyarakat bahwa daging kambing memiliki kolesterol tinggi. Padahal, daging kambing mempunyai kandungan kalori, lemak, dan kolesterol lebih rendah daripada sapi.
Dalam 100 gram daging kambing memiliki kalori sebesar 154 kkal, sedangkan sapi sebanyak 207 kkal.
Baca juga: Cara Mengolah Daging Kambing agar Empuk dan Tidak Keras, Gunakan 3 Bahan Ini
Sementara itu, kandungan lemak dalam kambing sebesar 9 gram dan sapi 14 gram. Dari sisi kolesterol kandungan dalam daging kambing sebanyak 63 mg lebih rendah dibanding sapi yaitu 73 mg. Adapun kandungan protein kambing 16,8 gram dan sapi 18,8 gram.
“Sebenarnya tidak masalah mengonsumsi daging kambing maupun sapi, tetapi perlu diperhatikan besaran konsumsi jangan melebihi porsinya, boleh lah makan sate maksimal 10 tusuk seharinya. Selain itu juga, pengolahan dagingnya dengan cara yang sehat,” katanya.
Disarankan mengolah daging merah sebaiknya menghindari penambahan bahan masakan yang berlebih seperti minyak dan santan karena akan meningkatkan kadar kolesterol.
Demikian pula dalam penggunaan kecap, maupun saos secukupnya saja. Penambahan dalam porsi berlebih bahan-bahan yang mengandung natrium tersebut berisiko memunculkan hipertensi. Dalam pemilihan daging pun menghindari penggunaan gajih dan jeroan karena tinggi kolesterol dan dapat meningkatkan kadar asam urat dalam darah.
Perlu konsumsi sayur dan buah dalam jumlah seimbang untuk mengimbangi kalori dan kolesterol yang masuk.